Suami-Istri asal Indonesia Tersesat di Gunung Qilai Taiwan, Diselamatkan Google Translate
- Suami-istri itu menggunakan Google Translate saat menelepon polisi.
- Polisi bertanya dalam Bahasa Indonesia yang dilihat di Google Translate.
JERNIH — Suami-istri pendaki asal Indonesia menelepon polisi dan berkomunikasi lewat Google Translate untuk mendapakan bantuan saat terjebak cuaca ekstrem di puncak utara Pegunungan Qilai, Rabu pagi 25 Januari.
Liberty Times dan Taiwan News tidak menyebut nama suami-istri itu. Kedua media itu melaporkan suami-istri pendaki itu turun dari puncak tapi terhambat cuaca buruk. Keduanya memutuskan mendirikan tenda di jalan masuk agar tetap hangat.
Cuaca ektrem membuatnya tidak tahan dan di ambang hoptermia. Suhu saat itu mencapai titik terendah, yaitu 2,9 derajat Celcius.
Keduanya menghubungi polisi sekitar tengah malam, dan mengatakan sedang mendaki, dingin, dan tak punya tempat tinggal. Polisi Hehuan mengidentifikasi suami-istri itu orang Indonesia, tapi sulit memahami bahasa satu sama lain.
Suami-istri itu nyaris menyerah untuk memberi tahu polisi, dan mengatakan; “Tidak apaapa. Kami akan tinggal di sini saja.”
Suhu di kantor polisi Hehuan, di ketinggian 2.375 meter, lima derajat Celcius. Petugas khawatir keduanya kurang siap dan mati kedinginan. Sebab cuaca akan bisa lebih dingin.
Kepala dan wakil kepala pos polisi memutuskan pergi ke penginapan, tapi tidak menemukan mereka di sekitar Songsyue Lodge.
Tiba-tiba suami istri itu kembali menelepon. Kali ini mereka menggunakan Google Translate. Polisi juga menggunakan Google Translate.
“Apakah Anda berada di ujung jalan Gunung Qilai? tanya polisi dalam Bahasa Indonesia terbata-bata.
Suami-istri itu menjawab berbarengan; “Ya”. Jawaban itu telah cukup membantu polisi menemukan lokasi suami-istri pendaki dan menyelamatkan mereka.
Setelah membawa keduanya ke kantor polisi, memberinya teh hangat dan makanan, polisi mengorek keterangan mengapa mereka bisa terjebak cuaca buru. Rupanya, keduanya telah sering mendaki gunung Hehuashan, dan memiliki ketrampilan mumpuni.
Kali mereka lalai tidak mengantisipasi suhu akan turun begitu cepat. Mereka mencapai jalan setapak saat hari mulai gelap.