Crispy

Anak-anak Lucu Jadi Selebgram, Awas Eksploitasi

Jakarta – Saat ini banyak kalangan belia menjadi terkenal karena menjadi selebriti instagram (Selebgram). Namun orang tua harus memperhatikan ketat hak-hak anak yang harus dilindungi dan tidak mengeksploitasinya demi pundi-pundi rupiah.

Menurut Komisioner Bidang Trafficking dan Eksploitasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah, negara sebenarnya sudah mengatur hal tersebut dalam Kepmenakertrans RI No. 115 Tahun 2004 tentang perlindungan bagi anak yang bekerja untuk mengembangkan bakat dan minat.

“Dalam Kepmenakertrans RI tersebut disebutkan bahwa maksimal anak bekerja 3 jam dalam sehari dan harus terlindungi hak-haknya, seperti kesehatannya, hak untuk belajar atau sekolah, tidak mengganggu tumbuh kembang atau kehidupan sosial anak, dan sebagainya,” papar Ai, Selasa (3/12/2019).

Tingkahnya yang lucu nan menggemaskan di media sosial, khususnya Instagram membuat selebgram anak menyita perhatian banyak orang. Tak mengherankan pula jika selebgram anak memiliki banyak pengikut atau followers di media sosial dan kerap kali mendapat banyak tawaran endorsement.

Alhasil, anak pun sudah bisa menjaring pundi-pundi rupiah atau memiliki penghasilan sendiri di usia dini. Meski begitu, orang tua tentunya tidak boleh memaksa anak untuk melakukan endorsement karena hal tersebut bisa mendekatkan anak dengan eksploitasi.

Psikolog Anak Theresia Michelle A mengingatkan pekerjaan menjadi selebgram tidak seperti pekerjaan yang umum. Saat seseorang sudah memutuskan menjadi selebgram maka hal tersebut sudah menjadi bagian dari identitas dirinya dan semakin banyak orang yang ingin mengetahui privasi seseorang.

Michelle menambahkan, dampak menjadi selebgram pun bisa beragam, salah satunya efek terhadap publisitas. Pada kasus-kasus tertentu, Instagram terkadang dapat memberikan tekanan sosial bagi penggunanya bahkan yang dewasa sekalipun.

“Saat ada komentar yang menunjukkan ketidaksukaan atau ketidaksetujuan, apakah orang tua dan anak dapat siap menerimanya? Umumnya orang rentan terpengaruh terhadap hal tersebut. Selain itu, apakah orang tua dan anak siap ketika foto atau data anak tersebar kemana-mana, apakah orang tua dan anak siap mengemban label selebgram kemana pun dan kapanpun?” ungkap Michelle.

Adapun dampak positif dari anak menjadi selebgram anak terhadap psikologis dan tumbuh kembangnya menurut Psikolog Denrich Suryadi, M.Psi di antaranya anak menjadi lebih percaya diri, menjadi mandiri dan kreatif dalam menunjukkan bakatnya, serta anak dapat mengasah minatnya di bidang seni ataupun hiburan.

“Sedangkan, dampak negatifnya seperti anak kehilangan masa kecilnya untuk bermain dan belajar dengan bebas, sulit memahami identitas diri yang sebenarnya, kehilangan hak pribadi mengenai publisitas hidupnya, sulit mengelola emosi, dan memiliki risiko cyber-bullying nantinya,” tutup Denrich. [Zin]

Back to top button