Crispy

Arab Saudi dan Uni Eropa Tolak Wisatawan yang Gunakan Vaksin Cina

Larangan itu membuat banyak orang kesulitan melakukan perjalanan bisnis dan wisata. Sementara banyak orang yang tak dapat memilih vaksin saat melakukan vaksinasi.

JERNIH-Pemerintah Arab Saudi membuat pembaharuan persyaratan bagi wisatawan yang akan memasuki negaranya. Dalam peraturan pembatasan perjalanan tersebut, wisatawan yang telah divaksinasi menggunakan vaksin dari Cina dilarang memasuki Arab Saudi.

Arab Saudi meminta wisatawan yang akan masuk Arab Saudi menggunakan vaksin Corona dari Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson dan Johnson. Meskipun banyak negara menggunakan vaksin Corona Sinovac dan Sinopharm yang berasal dari Cina

Penolakan wisatawan yang menggunakan vaksin dari Cina bukan saja dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi namun juga oleh negara-negara yang masuk dalam uni Eropa.

Menjelang musim, sejak 19 Mei, Uni Eropa telah melonggarkan pembatasan perjalanan pada pengunjung asing. Namun Uni Eropa hanya menerima wisatawan yang telah divaksinasi dengan vaksin yang disahkan oleh European Medicine Agency (EMA). Dalam daftar vaksin yang disahkan EMA, tidak termasuk vaksin buatan Cina.

Setelah pengumuman itu, datang reaksi dari pemerintah Malaysia, karena vaksin tersebut banyak digunakan di negara tersebut

“Jika mereka telah mendaftar atau telah ditusuk dengan Sinovac, maka kami akan membahas masalah ini dengan pemerintah Arab Saudi untuk memberikan kelonggaran bagi mereka,” kata Khairy Jamaluddin, Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, seperti dilansir TRT Word.

Hal yang sama dilakukan Pakistan. Kementerian Luar Negeri Pakistan telah meminta pihak kerajaan untuk memasukkan vaksin Corona buatan Cina ke dalam daftar vaksin yang diizinkan penggunaannya. Selama ini Pakistan banyak menggunakan vaksin dari Cina untuk warganya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memberikan otorisasi darurat kepada Sinopharm, yang dapat berarti bahwa vaksin tersebut dapat digunakan berbagi dosis secara adil di seluruh dunia.

Selama ini Cina telah mendistribusikan vaksin buatannya ke sekitar 60 negara, termasuk Brasil, Turki, Pakistan, dan Malaysia dan Indonesia.

Hal ini berarti banyak negara yang warganya menghadapi kesulitan untuk melakukan perjalanan wisata atau peluang bisnis ke negara Arab Saaudi maupun Uni Eropa.

Jutaan orang akan menghadapi perjalanan yang terbatas karena vaksinasi yang mereka jalani. Semuanya berdampak pada industri pariwisata internasional dan peluang bisnis di seluruh dunia. (tvl)

Back to top button