Crispy

AS akan Veto Resolusi DK PBB yang Menuntut Gencatan Senjata Kemanusiaan di Gaza

  • AS tidak ingin kehilangan muka dengan membiarkan resolusi DK PBB memaksa Israel mengakhiri perang.
  • PM Israel sebelumnya mendeklarasikan tidak akan menerima tuntutan pengakuan negara Palestina.

JERNIH — AS berjanji akan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.

“Sangat penting bagi pihak-pihak lain memberikan kesempatan terbaik bagi keberhasilan proses ini, daripada memaksakan tindakan yang justru menempatkannya dalam bahaya,” kata Dubes AS di PBB Linda Thomas-Greenfield dalam pernyataannya.

Rancangan resolusi diajukan Aljazair, dan diperkirakan akan disampaikan pada pemungutan suara Selasa 20 Februari. Dubes Thomas-Greenfield mengatakan rancangan itu tidak sesuai upaya Washington mengakhiri perang.

“Resolusi itu hanya akan membuat peluang bagi permusuhan berkelanjutan,” lanjut Dubes AS itu.

Selain gencatan senjata segera dan menyeluruh, resolusi Aljazair juga memerintahkan semua pihak mematuhi hukum internasional, membangun akses kemanusiaan tanpa batas di seluruh Gaza, dan menolak pemindahan paksa warga sipil Palestina.

Thomas-Greenfield sebelumnya mengklaim rancangan itu akan membahayakan perundingan sensitif mengnai upaya pembebasan sandera yang tersisa di Gaza, dan memberlakukan jeda yang diperpanjang untuk memberikan bantuan kepada penduduk Gaza.

PBB mengatakan warga Gaza kini menghadapi kelaparan, dan penduduk telah makan apa saja untuk mengisi perut. Dalam situasi tak berdaya, Israel terus membunuh penduduk dengan bom dan tembakan artileri.

Sebelumnya, PM Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan deklarasi yang menegaskan pihaknya menolak dekrit internasional mengenai perjanjian permanen dengan Palestina, khususnya pengakuan negara Palestina. Alasannya, langkah itu akan memberi dampak besar pada teror.

Hamas merespon dengan mengatakan tidak akan melepas sandera tersisa, diyakini berjumlah 130 orang, sampai Tel Aviv mengakhiri perang dan angkat kaki dari Gaza. Usulan terbaru Hamas adalah gencatan senjata dan pembebasan tawanan bertahan dalam periode empat setengah bulan.

Pada saat yang sama Israel harus membebaskan warga Palestina yang ditahan di penjara, dan menarik pasukan dari Gaza.

Back to top button