Asal-Usul Kamala Harris, Wapres Perempuan AS Berdarah India – Jamaika
Kamala Harris berdarah India- Jamaika. Ia kulit Hitam pertama yang menjadi wakil presiden AS. Kemenangannya juga dirayakan di tanah kelahiran ibunya di Desa Thulasendrapuram India.
Jernih — Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) tahun 2020 telah menjadi perhatian dunia. Selain kekalahan petahana Donald Trump yang “disyukuri” banyak pihak di dunia, kehadiran Kamala Devi Harris sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Joe Biden juga menajdi buah bibir.
Dalam sejarah AS, Harris adalah perempuan kulit hitam pertama yang menduduki jabatan orang nomor dua di AS itu. Sebagamana diketahui, Kamala adalah warga keturunan India-Jamaika.
Darah India ia peroleh dari sang ibu, Shyamala Gopalan yang dalam pidato kemenangan ia sebut sebagai “orang yang paling bertanggung jawab atas kehadiran saya di sini”.
Ia juga menyampaikan bahwa ketika pertama kali ibunya datang ke AS di usia 19 tahun, ia mungkin tidak pernah membayangkan momen seperti saat itu, yaitu ketika anak sulungnya yang merupakan warga keturunan bisa menjadi wapres AS. Namun, ia menambahkan, ibunya percaya bahwa momen seperti itu mungkin saja terjadi.
Pidato tersebut membawa pesan kuat bahwa AS adalah “The Land of Hope (Tanah Harapan)” sebagaimana yang dulu sering digaungkan ketika AS pertama kali terbentuk sebagai negara pada tahun 1776.
Kemenangan Harris tak hanya dirayakan oleh pendukungnya di Negeri Paman Sam, melainkan nyaris di seluruh dunia. Thulasendrapuram, sebuah desa di Tamil Nadu, India, bahkan turut merayakan kemenangan Kalama dengan berbagai kegiatan. Desa tersebut merupakan tempat kelahiran Shyamala Gopalan.
Shyamala adalah perempuan India yang berasal dari kasta Brahmana. Meski demikian, kedua orang tuanya, Rajam Ayyar dan P.V. Gopalan, tidak membatasi Shyamala. Mereka bahkan mendukung sepak terjang putrinya hingga kemudian ia meraih sukses di AS.
Shyamala mengenyam pendidikan di jurusan kesehatan di Lady Irwin Collage, sebuah sekolah top khusus perempuan di India pada masa kolonial Inggris. Keberhasilannya sekolah di sana tak lepas dari jabatan sang ayah yang merupakan seorang pegawai pemerintah kolonial.
Setelah lulus pada tahun 1958, ia berniat meneruskan sekolahnya ke AS. Jika berpegang pada adat, seorang perempuan dari kasta Brahmana tidak diperbolehkan pergi ke luar India sebelum menikah.
Namun, kedua orang tuanya yang berpikiran terbuka malah sangat mendukung keinginan putrinya itu. Dengan uang pensiun, ayahnya membiayai uang kuliah Syhamala di Universitas California Berkeley dan keperluan hidup di tahun pertama.
Di kampus inilah ia bertemu dengan laki-laki yang kelak menjadi ayah Harris. Dia adalah Donald Jasper Harris, seorang Afro-Amerika keturunan Jamaika. Mereka sering terlibat dalam berbagai kegiatan mahasiswa, terutama yang bertemakan hak azasi manusia.
Kedekatan mereka berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Awalnya, rencana pernikahan ini ditentang oleh kedua orang tua Shyamala karena ia telah dijodohkan. Saat itu perjodohan adalah hal yang umum di India.
Karena keukeuh, kedua orang tuanya akhirnya mengerti dan memberi restu setelah Dobald Harris sengaja terbang ke India untuk menemui kedua orang tua Shyamala.
Setelah menikah, mereka tinggal di AS dan menjadi aktivis sambil meneruskan kuliah. Hal itu mereka jalani sampai akhirnya Shyamala mengandung anak sulungnya yang di kemudian hari akan menjadi wapres AS.
Shyamala fokus di jurusan medis sampai memperoleh Ph.D. untuk bidang kajian kanker. Ia kemudian bekerja di Departemen Zoologi dan Laboratorium Riset Kanker Berkeley. Sementara Donald Harris fokus mempelajari ekonomi, khususnya teori ekonomi berbasis Marxisme.
Sayangnya pernikahan pasangan beda keyakinan itu harus berakhir pada tahun 1971, tak lama setelah Donald Harris bekerja di Universitas Wisconsin.
“Mereka tak mempebutkan uang, melainkan buku-buku. Saya sering berpikir seandainya mereka saat itu sudah lebih matang secara emosional dan usia, mungkin pernikahan mereka akan bertahan,” tulis Kamala dalam otobiografinya, Kamala Harris, The Truths We Hold: An American Journey.
Setelah bercerai, dua putrinya yaitu Kamala dan Maya, diboyong Shyamala ke Kanada sebab ia mendapat pekerjaan di sana. Sebagai peneliti, ia telah mendedikasikan perhatiannya untuk meneliti kanker payudara sampai masa tuanya. Shyamala Golapan meninggal pada tahun 2009 di usia 70 tahun.
Sang ayah, dikenal sebagai seorang profesor dan ekonom beraliran Marxis. Pemikirannya dianggap “tak laku” di AS yang kapitalis. Karena pemikirannya itu Donald Harris juga acap kali membuat gerah para koleganya di Universitas Stanford.
Namun Harris beberapa kali membantu negara asalnya, Jamaika, dengan sejumlah terobosan bidang ekonomi yang terbukti membuat ekonomi negara asal Bob Marley itu tumbuh membaik.