Crispy

Bantu Bunuh 11 Ribu Yahudi, Mantan Sekretaris Kamp Konsentrasi Akan Dibebaskan

  • Jaksa Maxi Wantzen hanya menuntutnya hukuman percobaan dua tahun penjara.
  • Jika dikabulkan, mantan sekretaris kamp Nazi itu akan bebas.

JERNIHIrmgard Furchner, mantan sekretaris kamp konsentrasi Stutthof yang kini berusia 97 tahun yang diduga membantu membunuh 11.412 orang, akan dibebaskan.

Maxi Wantzen, jaksa penuntut umum di Pengadilan Distrik Itzehoe di Jerman pada Selasa 22 November meminta Furchner dihukum dua tahun masa percobaan meski mantan sekretaris itu diyakini terlibat dalam pembunuhan sistematis.

“Prosedur ini memiliki kepentingan sejarah yang luar biasa,” kata Jaksa Wantzen. “Saya yakin Furchner bersalah karena terlibat dalam pembunuhan itu.”

Furchner bekerja di Kamp Stutthof antara Juni 1943 sampai April 1945. Saat itu usia Furcher 18 tahun, atau mungkin 19 tahun. Ia mulai bekerja sebagai pegawai sipil di markas besar kamp konsentrasi dekat Danzig.

Dalam dokumen penuntutan disebutkan Furchner memastikan kamp kematian dapat terus beroperasi. Ia juga pendukung penting bagi komandan kamp dan ajudannya.

Furchner tidak pernah mengomentari tuduhan terhadapnya dalam persidangan yang berlangsung selama lebih satu tahun.

Dalam persidangan baru-baru ini hakim ketua Dominik Gross menolak permintaan pengacara Wolf Molkentin agar kesaksian sejarawan Stefan Hoerdler ditolak karena kurangnya ketidak-berpihakan.

Jaksa Wantzen justru mendasarkan permohonannya pada pernyataan Hoedler tentang pengorganisasian kamp konsentrasi dan peran juru ketik di kantor komandan.

Furchner adalah juru ketik dan satu-satunya sekretaris komandan. Ia mengetahui kondisi tidak bersahabat di kamp dan pembunuhan 11 ribu orang.

Dari kantornya di lantai pertama gedung markas, Furchner dapat melihat sebagian besar kamp, termasuk tempat tahanan baru tiba dan dipilih.

Pengadilan diberi tahu tentang keadaan itu selama kunjungan ke kamp konsentrasi yang kini menjadi tugu peringatan.

“Furchner diguga melihat dan mecium baru asap pembakaran mayat di krematorium dan tumpukan kayu,” kata Jaksa Wantzen. “Tidak realistis menganggapnya bisa melewatkan semua itu.”

Penuntut enuduh 300 tahanan di kamp itu mati ditembak, sekitar 1.100 dibunuh di kamar gas, dan 9.000 meninggal akibat kondisi buruk dan kekurangan gizi.

Kesaksian mereka yang selamat dari kamp kematian itu mengatakan tahanan yang kelaparan memakan tubuh narapidana yang mati. Klaim itu mengejutkan pengadilan.

Back to top button