Crispy

Ini Alasan Mengapa Manchester United dan Liverpool Harus Dijual

  • Proyek Liga Super Eropa gagal, Man United dan Liverpool bukan lagi tambang uang potensial.
  • Harga jual Chelsea yang aduhai bikin Keluarga Glazer dan FSG ngiler.
  • Kenaikan suku bunga bikin beban utang membengkak.

JERNIH — Bisnis sepak bola di tengah hiruk pikuk Piala Dunia 2022 diwarnai upaya Keluarga Glazer dan Fenway Sports Group (FSG) menjual Manchester United dan Liverpool.

Banyak pihak berminat membeli Setan Merah; mulai dari CEO Apple Tim Cook sampai pemerintah Arab Saudi yang mendorong investor dari negaranya membeli Manchester United dan Liverpool.

Mengapa keduanya harus menjual klub paling ikonik di Liga Inggris?

Tidak ada pernyataan resmi dari Keluarga Glazer dan FSG soal mengapa mereka harus menjual. Pers, mengutip pernyataan analis pasar modal AS dan Eropa serta pelaku bisnis sepak bola, menghimpun sejumlah persoalan yang kemungkinan menjadi alasan penjualan Manchester United dan Liverpool.

Liga Super yang Gagal

Keluarga Glazer dan FSG berada di belakang upaya gagal membentuk Liga Super Eropa tahun 2021. Rencana itu rontoh setelah penggemar dari sekujur Eropa, organisasi-organisasi sepak bola, dan politisi, bergerak.

Terungkap bahwa sebuah komplotan rahasia terdiri dari 12 klub terkemuka Eropa mencoba mengubah format kompetisi tanpa promosi dan degradasi, atau kebutuhan untuk lolos setiap tahun seperti di Liga Champions.

Gagasan di balik semua itu adalah memaksimalkan pendapatan dari permainan yang lebih terjamin di level teratas kompetisi, seraya mengendalikan biaya. Hukum besi kapitalisme; dengan biaya serendah mungkin menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya, harus berjalan.

Barcelona, Real Madrid, dan Juventus, harus melewati pengadilan untuk mengakhiri mimpi membentuk Liga Super Eropa.

Di Inggris, oposisi terhadap proyek itu masih sengit. Fans Inggris tahu tidak ada kapitalis yang melepas gagasan, atau sekedar berhenti mengupayakan agar terwujud.

Akibatnya, kepemilikan Manchester United dan Liverpool menjadi tidak populer.

Ancaman Newcastle

Tanpa Liga Super Eropa, pendapatan dari Liga Champions menjadi sangat penting bagi Setan Merah dan The Reds.

Namun, tempat keduanya di papan atas Liga Primer terancam kebangkitan Newcastle United — klub yang kini ditopang kekayaan Arab Saudi.

Kekhawatiran yang masuk akal. Saat ini, ketika Liga Inggris berhenti dan semua mata tertuju ke Piala Dunia Qatar, Manchester United dan Liverpool tidak berada di posisi tradisionalnya, yaitu empat besar klasemen sementara.

Keduanya seolah tak mampu bersaing dengan kekayaan Abu Dhabi yang mengubah Manchester City, bahkan kalah bersaing dengan Arsenal yang memiliki dana belanja terbatas.

Lebih mengerikan lagi, kali keempat dalam sepuluh tahun terakhir Manchester United tidak hadir di Liga Champions. Artinya, penghasilan berkurang dan pemilik dipaksa berinvestasi untuk membeli pemain.

Liverpool sedikit beruntung dengan terus hadir di Liga Champions, dua kali masuk final dan sekali juara saat ditangani Juergen Klopp. Namun, tidak ada jaminan The Reds mengakhiri musim ini di papan atas, dan hadir kembali di Liga Champions musim depan.

Harga Jual Chelsea

Roman Abramovich menjual Chelsea karena sanksi yang dikenakan Inggris terhadap warga Rusia setelah Moskwa menginvasi Ukraina. The Blues terjual 2,5 miliar pound (Rp 47,2 triliun) berkat perang penawaran.

Manchester United, dengan sejarah lebih gemilang dibanding Chelsea, diperkirakan jauh lebih tinggi dari The Blues. Menariknya, Keluarga Glazer menunjuk Raine Bank — yang sukses menjual Chelsae dengan harga tinggi — untuk menjajakan Setan Merah.

Liverpool, yang juga punya sejarah mentereng di Inggris dan Eropa, dipastikan akan terjual dengan harga jauh di atas Chelsea.

Analis percaya Manchester United akan terjual 5 miliar pound, atau Rp 94,3 triliun. Keluarga Glazer membeli Manchester United dengan harga 790 juta pound, atau Rp 14,9 triliun.

FSG harus menunggu lama untuk meningkatkan nilai The Reds, klub yang dibeli dengan harga 300 juta pound atau Rp 5,6 triliun tahun 2010. Kini, nilai Liverpool diperkirakan 3 miliar pound, atau Rp 56,5 triliun, dan bisa terjual dengan harga dua kali lipat.

Iklim Ekonomi

Di seluruh dunia, suku bunga naik sebagai upaya negara memadamkan inflasi. Yang terjadi adlah beban utang perusahaan-perusaan besar menjadi lebih berat.

Utang Manchester United saat ini 515 juta pound, atau Rp 9,7 triliun, membengkak sekian persen dibanding paruh pertama tahun ini. Keluarga Glazer juga merasa perlu mencari investasi baru untuk meningkatkan kapasitas Old Trafford.

Liverpool sedang melakukan perluasan stadion, dengan membangun kembali Anfield Road Stand senilai 80 juta pound atau Rp 1,5 triliun.

Fans Liverpool juga mendesak FSG mengeluarkan investasi baru untuk membeli pemain, menyusulan penurunan performa The Reds pada pekan-pekan pertama musim ini.

FSG menolak mencari dana dari bank karena tahu beban bunga akan terus meningkat, setidaknya jika inflasi terus menjadi ancaman negara-negara Eropa dan AS.

Kapitalis itu rasional. FSG dan Keluarga Glazer digerakan oleh rasionalitas masing-masing, yang membuat mereka harus menjual Liverpool dan Manchester United.

Back to top button