Crispy

Biden akan Melakukan Kunjungan Penting ke Papua Nugini

Perjalanan kepresidenan ini menunjukkan kepentingan strategis Papua Nugini yang berkembang pesat, karena AS dan sekutunya bergumul dengan China untuk mendapatkan pengaruh di seluruh Asia-Pasifik.

JERNIH – Joe Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat pertama dalam setidaknya satu abad yang mengunjungi Papua Nugini. Biden berencana singgah di Port Moresby pada Mei saat ia melakukan perjalanan antara KTT G7 di Jepang dan KTT Quad di Sydney, Australia,

“Dia akan datang pada tanggal 22 pagi, dan akan berada di sini hanya selama tiga jam,” kata Menteri Luar Negeri Justin Tkatchenko mengatakan pada Kamis (27/4/2023), mengutip AFP. Tkatchenko menambahkan bahwa pembicaraan diperkirakan akan fokus pada ekonomi, keamanan, dan perubahan iklim.

Perjalanan Biden dapat memberikan sentuhan akhir pada Perjanjian Kerjasama Pertahanan AS-Papua Nugini yang akan memungkinkan lebih banyak pelatihan bersama dan pengembangan infrastruktur keamanan. Perjalanan kepresidenan ini menunjukkan kepentingan strategis Papua Nugini yang berkembang pesat, karena AS dan sekutunya bergumul dengan China untuk mendapatkan pengaruh di seluruh Asia-Pasifik.

Presiden China Xi Jinping pernah mengunjungi Port Moresby pada tahun 2018 dengan meriah, dengan bendera China dikibarkan di seluruh ibu kota dan iring-iringan mobilnya melewati kerumunan yang berkumpul. Perjalanan itu dipandang sebagai kudeta diplomatik besar bagi Beijing.

Para pejabat AS dan Australia prihatin dengan pesatnya peningkatan investasi China di negara Melanesia yang kaya sumber daya itu. Ada juga kekhawatiran bahwa China telah mencoba untuk membangun pos militer, mendorong Washington untuk melontarkan gagasan mendirikan fasilitas angkatan laut bersama di Pulau Manus.

Konstruksi dimulai pada pertengahan 2020, menurut Departemen Pertahanan Australia, yang juga mengambil bagian dalam prakarsa tersebut. Empat kapal patroli kelas Guardian diharapkan akan ditempatkan di fasilitas tersebut.

Menurut catatan Departemen Luar Negeri, yang berasal dari pemerintahan Theodore Roosevelt pada tahun 1901, tidak ada presiden AS yang pernah mengunjungi Papua Nugini. Tetapi pentingnya kawasan itu semakin menjadi fokus sejak China dan Kepulauan Solomon menyepakati pakta keamanan pada tahun 2022.

Rincian perjanjian tersebut belum dipublikasikan – atas permintaan Beijing – tetapi sebuah draf, yang dilihat oleh AFP, memiliki ketentuan yang akan memungkinkan China untuk mengerahkan pasukan ke negara tersebut. Washington dan ibu kota lainnya telah menyatakan keprihatinan bahwa Beijing juga dapat mendirikan pos militer.

Pada bulan Maret, sebuah perusahaan China yang didukung negara memenangkan kontrak untuk mengembangkan pelabuhan internasional di ibu kota Honiara, sebuah kemenangan besar dalam upaya Beijing untuk mendapatkan pijakan strategis di Pasifik Selatan. Wilayah itu bisa terbukti vital dalam setiap kemungkinan kebakaran militer atas Taiwan.

Back to top button