Cina Rebut 300 Kilometer Persegi Wilayah India di Himalaya
- India tidak hanya kehilangan banyak pasukan tewas dalam konflik terakhir, tapi juga wilayah cukup luas.
- Cina belum puas, dan masih akan terus mendapatkannya lagi untuk membuka jalan ke Jalur Sutra kuno.
- Cina terobsesi membangun Road Initiative dan Xi Jinping’s Belt
Ladakh –– Hasil tawuran militer India dan Cina di perbatasan kedua negara di Himalaya, Juni 2020 lalu, kini semakin jelas. India kehilangan 300 kilometer wilayahnya. Cina berpatroli di wilayah yang pernah dikuasai India.
Mengutip pejabat India yang mengetahui situasi itu, South China Morning Post (SCMP) memberitakan tentara Cina saat ini de facto menguasai wilayah seukuran lima kali Manhattan, New York, yang semula menjadi garda depan pertahanan India.
Cina secara efektif menarik garis pertempuran baru, melintasi dataran tinggi yang membeku. Di wilayah ini enam dekade lalu Cina dan India berperang hebat, dan India kalah.
Baca Juga:
— Perang tanpa Senapan di Tanah tak Bertuan
— India Kehilangan 20 Tentara dan Cina 43 dalam Pertempuran di Perbatasan
— Beijing Gelar Jet Tempur J-20, Perbatasan Cina-India Panas Lagi
India dan Cina kini bersiap bertahan di wilayah tak berpenghuni, dengan bulan-bulan musim dingin 40 derajat Celcius di bawah nol.
“Kami belum melihat pengerahan musim dingin yang diperluas sejak perang 1962,” kata Letnan Jenderal DS Hooda, mantan komandan Angkatan Darat Utara, yang bertanggung jawab atas wilayah yang membentang melintasi Himalaya pada ketinggian 5.450 meter di atas permukaan laut.
Kedua negara, lanjutnya, sedang menggali pertahanan. “Ini memberi tahu kita bahwa kedua pihak memperluas sikap, dengan demikian kita dapat melihat ketegangan berkepanjangan yang memiliki konsekuensi tidak diinginkan,” kata DS Hooda.
Garis Kontrol Aktual saat ini, yang memisahkan kedua negara, sebagian mengikuti batas-batas yang dibuat Inggris pada tahun 1914. Garis itu membentang antara Tibet dan India.
India dan Cina dikabarkan sempat bentrok di sepanjang Garis Kontrol Aktual setelah New Delhi memberikan suaka politik kepada Dalai Lama, menyusul pemberontakan melawan pemerintah Cina di Tibet tahun 1959. Lima perjanjian aggal membendung bentrok berkala.
Yang dipertaruhkan kedua pihak adalah kendali atas pos-pos strategis seperti Karakoram Pass, yang membentang dari India ke Xinjiang di Cina. Penguasaan pada rute Jalur Sutera kuno berpotensi memberi Cina akses lebih mudah ke Pakistan, sekutu lama Cina.
Penguasaan jalur ini akan membuka koridor perdagangan ke negara-negara Asia Tengah, yang merupakan kunci keberhasilan Road Initiative dan Xi Jinping’s Belt.
Baca Juga:
— Perang Abad Pertengahan di Perbatasan India-Cina
— Video Tawuran Perwira Militer India-Cina di Sikkim Beredar
— India-Cina Siaga Tempur di Sepanjang Perbatasan
India melakukan sedikit aktivitas di perbatasan selama bertahun-tahun setelah perang, namun mulai membangun wilayah perbatasan dalam beberapa tahun terakhir. Baru-baru ini India membuka terowongan pertama dari tujuh terowongan di bagian-bagian penting Himalaya, untuk memfasilitasi pergerakan pasukan.
India juga telah menyelesaikan pembangunan jalan sepanjang 255 kilometer, yang menghubungkan kota regional ke Karakoram Pass. Lokasi pendaratan dan lapangan terbang era Perang Dunia II di sepanjang perbatasan India-Cina juga diperbarui.
Kementerian Luar Negeri Cina menyebut infrastruktur India yang mendorong ketegangan. Cina mengontrol ketat informasi apa pun tentang pengerahan pasukan dan korban jiwa, dan media yang dikelola pemerintah menahan diri mengkritik pemimpin India.
India melakukan pembangunan besar-besaran di bawah pengawaan PM Narendra Modi. “Ini bendera merah bagi Cina karena mengubah status quo,” kata Chen Jinying, seorang profesor di Sekolah Hubungan Internasional dan Hubungan Masyarakat di Shanghai International University.
“Kedua pihak tampak bertekad dan tidak satu pun menunjukan tanda-tanda untuk mundur,” lanjutnya.