Cina Sesumbar Vaksin mRNA Bikinannya Lebih Aman dari Pfzier dan Moderna
- Cina akan menggelar uji klinis vaksin ARCoVax di Indonesia dan Meksiko.
- ARCoVax lebih aman dan disimpan di suhu minus empat derajat.
- Bulan depan Cina akan produksi massal ARCoVax, dengan kapasitas 200 juta dosis per tahun.
JERNIH — Cina mulai memproduksi vaksin Covid-19 teknologi mRNA bulan depan, dengan kapasitas 200 juta dosis per tahun.
Global Times, surat kabar resmi Partai Komunis Cina (PKC), memberitakan basis produksi akan dibangun di Yuxi, Propinsi Yunnan, dengan investasi 520 juta yuan, atau Rp 1,14 triliun.
Dikembangkan bersama oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer, Shuzhou Abogen, dan Yunnan Walvx Biotechnology Co, vaksin mRNA ini diberi nama ARCoVax.
Media Cina mengklaim ARCoVax jauh lebih aman dibanding vaksin mRNA yang dikembangkan AS dan Jerman. Alasannya, pemilihan target antigen vaksin lebih tepat dan antibodi penetral yang diinduksi lebih tinggi.
Biaya penyimpanan vaksin ARCoVax juga jauh lebih murah karena mengadopsi injeksi tunggal dalam satu paket, dan dapat disimpan dalam ruangan bersuhu empat derajat Celcius untuk waktu lama. Sehingga ARCoVax jauh lebih mudah digunakan.
Pemenuhan pesanan juga akan lebih cepat, karena bahan baku inti dan peralatan pabrik dibuat di dalam negeri. Jadi, negara-negara pemesan tidak perlu khawatir menunggu sekian lama untuk mendapatkan ARCoVax.
Yunnan Walvax Biotechnology Co pada 31 Agustus mengumumkan otoritas kesehatan Meksiko dan Indonesia juga telah menyetujui uji klinis ARCoVax.
Kehadiran ARCoVax membuat pilihan vaksin buatan Cina menjadi beragam; virus tidak aktif, adenovirus, dan mRNA. Ahli imunologi yakin Cina akan menggunakan ARCoVax sebagai suntikan booster.