Dexamethasone : Ternyata Ampuh Sembuhkan Penderita Kritis Covid 19
Berbagai upaya untuk menemukan obat Covid 19 telah dilakukan berbagai pihak di seluruh penjuru dunia. Setiap negara berlomba-lomba menemukan obat penyembuh untuk mengenyahkan virus corona yang mengakibatkan jutaan kematiandan ketakutan manusia di berbagai tempat.
Angin segar kini berhembus, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan dexamethasone sebagai obat ampuh untuk menyembuhkan penderita Covid 19 yang parah. Obat yang sudah digunakan sejak 1960 kini menjadi harapan baru bagi dunia
Livemint melaporkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Rabu (17/06/2020) mengatakan ada harapan ‘hijau’ dalam perang melawan coronavirus.
“Dunia sekarang telah mencatat lebih dari 8 juta kasus Covid-19. Dalam dua bulan pertama, 85.000 kasus dilaporkan. Dalam dua bulan terakhir, enam juta kasus telah dilaporkan,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dia mengatakan bahwa ada lebih dari 435.000 kematian dan kasus Covid-19 di Amerika, Afrika dan Asia Selatan, masih meningkat pesat.
Ghebreyesus juga berbicara tentang peneliti di Inggris yang menemukan bahwa obat steroid deksametason dapat membantu dalam merawat pasien kritis yang bergantung pada ventilator atau oksigen.
Hasil uji coba deksametason diumumkan pada hari Selasa (16/06/2020) oleh para peneliti Universitas Oxford menunjukkan bahwa obat untuk mengurangi peradangan pada penyakit seperti radang sendi ternyata dapat memangkas tingkat kematian sekitar sepertiga pasien kritis Covid-19 di rumah sakit.
“Dexamethasone telah terbukti memiliki efek menguntungkan pada pasien yang sakit parah dengan Covid-19. Menurut temuan awal, pengobatan deksametason kepada pasien dengan oksigen terbukti mengurangi angka kematian sekitar seperlima, “kata Tedros.
“Sedangkan Untuk pasien yang membutuhkan ventilator, angka kematian berkurang sekitar sepertiga “ katanya lebih lanjut.
Tedros menambahkan dalam beberapa hari mendatang WHO akan menunggu analisa lengkap dari uji coba tersebut. “Pedoman klinis WHO akan diperbarui untuk menggambarkan bagaimana dan kapan obat harus digunakan bagi penderita Covid-19,” ujarnya.
“Ini adalah terobosan besar. Dexamethasone menjadi obat pertama dan satu-satunya yang menunjukkan perbedaan signifikan terhadap kematian pasien Covid-19,” kata Nick Cammack, pemimpin pemercepat terapeutik Covid-19 di badan amal kesehatan Wellcome Trust.
Cammack mengatakan dexamethasien harus diresepkan kepada ribuan pasien Covid-19 yang sakit kritis di seluruh dunia. Walau demikian percobaan juga menunjukkan bahwa dexamethasone tidak efektif dalam merawat pasien Covid-19 dengan kasus ringan.
Inggris dengan cepat mendukung deksametason dan meningkatkan jumlahnya setelah para peneliti Universitas Oxford mengumumkan hasil uji coba awal mereka
Menteri kesehatan Inggris Matt Hancockpada hari Rabu mengatakan bahwa hasil uji coba awal deksametason menunjukkan penurunan angka kematian dalam kasus Covid-19 yang paling parah.
“Ini adalah pertama kalinya siapa pun di dunia secara klinis membuktikan bahwa suatu obat dapat meningkatkan peluang bertahan hidup pasien koronavirus yang sakit parah,” kata Hancock kepada parlemen.
Dengan hasil tersebut, para peneliti telah merekomendasikan penggunaan dexamethasone sebagai obat standar bagi pasien Covid yang kritis walaupun hasil penelitian baru tahap uji coba.
Sejauh ini beberapan obat pernah digunakan sebagai uji coba dalam pengobatan terhadap Covid-19. Misalnya obat anti-arthritis hydroxychloroquine yang penggunaannya dihentikan karena malah meningkatkan kematian.
Selain hydroxychloroquine, remdesivir juga pernah diujicobakan namun berdasarkan temuan pada bulan April menunjukkan obat ini secara klinis tidak memberikan manfaat banyak untuk penyembuhan pasien Covid-19.
Stephen Griffin, profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Leeds menyampaikan bahwa hal yang sangat penting dari dexamethasone adalah fakta bahwa obat tersebut telah memberikan manfaat untuk pengobatan covid-19 dan dapat dibeli dengan harga terjangkau.