Enam Pasien Covid Meninggal Kehabisan Oksigen, Menkes Yordania Mundur
Para politisi menuding pemerintah gagal mengelola rumah sakit
JERNIH-Enam orang pasien Covid-19 meninggal di rumah sakit rujukan Covid-19 gara-gara kehabisan suplay oksigen memicu kemarahan kerabat keenam pasien tersebut.
Polisi sampai turun tangan untuk meredam kemarahan kerabat pasien yang tak tertolong jiwanya.
Kejadian itu membuat Raja Yordania Abdullah sampai datang ke rumah sakit tersebut sebagai langkah untuk meredakan ketegangan dan kemarahan publik atas insiden tersebut.
“Bagaimana rumah sakit seperti ini bisa melihat sesuatu seperti ini terjadi?” katanya saat memasuki rumah sakit yang baru beroperasi Agustus lalu yang dikabarkan pembangunan rumah sakit itu menghabiskan anggaran jutaan dollar.
Krisis oksigen terjadi di ICU, kamar bersalin, dan ruang khusus covid di rumah sakit pemerintah Salt di Ibu Kota Amman, pada Sabtu (13/3/2021) pagi yang mengakibatkan Menteri kesehatan Yordania Nathir Obeidat menyatakan mundur.
Perdana Menteri Bisher al Khasawneh, kata Juru bicara pemerintah, telah meminta Menteri Kesehatan Nathir Obeidat mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral atas kejadian tersebut.
“Ini adalah kesalahan fatal yang tidak dapat dibenarkan atau diterima. Saya merasa malu karenanya dan tidak akan membenarkannya,” kata Khaswaneh, yang menyebut pihaknya tengah menanti hasil penyelidikan.
Dilansir Reuters, pada Minggu (14/3/2021), Obeidat sendiri, pada Sabtu (13/3/2021) telah mengatakan bertanggung jawab atas kasus itu.
Dari penyelidikan awal yang dilakukan pihak kejaksaan, diketahui bahwa enam kematian tersebut disebabkan gangguan suplai oksigen selama satu jam.
Saat ini Yordania tengah menghadapi lonjakan infeksi Covid-19, terutama varian Covid-19 Inggris yang dikenal cepat sekali penularannya.
Pemerintah Yordania telah menerapkan aturan penguncian total setiap Jumat dan menerapkan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat.
Tercatat jumlah kasus Covid-19 di Yordania sebanyak 385.533 kasus Covid-19 dengan angka kematian 5.224 kasus. Negara tersebut memiliki penduduk sekitar 10 juta jiwa. (tvl)