Crispy

Filipina Bantah Melatih Teroris Penembak Komunitas Yahudi di Pantai Australia

  • Sajid dan Naveed Akram mengunjungi Propinsi Davao di Pulau Mindanao, Filipina, hanya beberapa hari. Tidak mungkin keduanya berlatih menembak untuk menyebar teror.
  • Kelompok Muslim bersenjata di Mindanao masih beroperasi, tapi sebagian besar melemah sejak pengemungan Marawi.

JERNIH Filipina, Rabu 17 Desember, membantah telah melatih dua teroris penembak komunitas Yahudi di Pantai Bondi, Minggu 14 Desember yang menewaskan 15 orang.

“Tidak ada bukti yang menunjukan negara kami digunakan untuk pelatihan teroris,” kata Claire Castro, juru bicara kepresidenan Filipina. “Kami menolak pernyataan yang menyapu bersih dan karakterisasi menyesatkan tentang Filipina sebagai pusat pelatihan ISIS.”

Selasa 16 Desember, kantor imigrasi mengkonfirmasi Sajid dan Naveed Akram, ayah dan anak penembak komunitas Yahudi dalam perayaan Hanukan di Pantai Bondi, memasuki Filipina 1 November menuju Propinsi Davao di Pulau Mindanao.

Mindanao punya sejarah panjang pemberontakan Muslim melawan pemerintah Filipina. Pihak berwenang Australia sedang menyelidiki apakah keduanya bertemu kelompok ekstremis selama di Davao.

Militer Filipina mengatakan kelompok Muslim bersenjata di Mindanao masih beroperasi, tapi sebagian besar melemah sejak pengemungan Marawi.

“Mereka terfragmentasi dan tidak memiliki kepemimpinan,” kata Francel Padilla, juru bicara militer Filipina dalam konferensi pers Rabu pagi. “Kami belum mencatat operasi teroris besar atau kegiatan pelatihan apa pun sejak awal 2024.”

Kolonel Xerxes Trinidad mengatakan perjalanan Sajid dan Naveed Akram tidak cukup untuk pelatihan terorisme. Pelatihan seperti itu, katanya, butuh 30 hari, terutama jika harus menjalani latihan menembak.

Back to top button