Crispy

Gajah-gajah Wisata Thailand Pulang Kampung Jalan Kaki 500 Kilometer

  • Gajah-gajah itu pulang kampung bersama keluarga pemiliknya.
  • Butuh dua pekan untuk menuntaskan perjalanan 500 kilometer.
  • Pada kilometer pertama warga di sepanjang jalan memperlihakan simpati.
  • Donasi makanan dan buah-buahan mengalir untuk gajah dan pemiliknya.
  • Sumbangan uang tunai atau lewat rekening ditolak, karena pemiliknya takut dikritik netizen maha benar.

JERNIH — Lelah menunggu pandemi Covid-19 usai dan pariwisata Thailand bangkit lagi, gajah-gajah di kawasan Pattaya memilih pulang kampung dengan jalan kaki sejauh 500 kilometer.

Bangkok Post melaporkan gajah-gajah itu, bersama lima keluarga pemiliknya, berasal dari Surin — propinsi di timur laut Thailand.

Bersama pemiliknya, gajah-gajah itu berjalan. Satu truk pick-up khusus membawa barang-barang keluarga pemilik gajah berjalan di depan, dengan kecepatan gajah berjalan.

Napalai Mai-ngam (26) mengatakan lima tahun lalu dia membawa kerabat dan gajah jinak dari Surin untuk bekerja di sebuah resor di Lam Huay Yai di Bang Lamung.

Sebelum pandemi Covid-19, keluarga-keluarga itu memiliki kehidupan yang baik. Mereka menerima gaji bulanan 15 ribu bath, atau Rp 7 juta, per bulan per gajah. Jumlah yang lebih besar diterima dari tip wisatawan.

Januari 2000, ketika pandemi Covid-19 dimulai, mereka mulai kehilangan penghasilan. Majikan mereka menangguhkan pembayaran ketika wisatawan Cina, pelanggan utama mereka, menghilang.

Pemilik gajah berharap situasi tidak lama. Ternyata, pandemi berlanjut sampai tahun kedua. Napalai dan keluarga lainnya frustrasi.

“Kami putuskan kembali ke desa,” kata Napalai. “Kami akan kembali bertani di desa.”

Simpati Penduduk

Pulang kampung jalan kaki dimulai Selasa 6 April pagi, ketika cuaca tak terlalu panas. Napalai mengatakan pulang kampung jalan kaki harus mereka lakukan karena tak punya uang untuk menyewa truk besar pengangkut gajah.

“Kami juga berharap gajah bisa makan rumput di sepanjang jalan. Itu menghemat uang kami yang sedikit,” katanya.

Mereka tidak bisa berjalan cepat. Dalam satu hari, mereka mungkin hanya bisa berjalan beberapa kilometer. Sebab, gajah akan selalu berhenti saat melihat rumput segar.

“Mungkin butuh dua pekan untuk samai ke desa kami di Distrik Tha Tum, Propinsi Surin,” ujar Napalai.

Sepanjang hari pertama perjalanan, situasi tak terduga terjadi. Penduduk sepanjang jalan samping Waduk Prachan, di Tambon Nong Prue, Bang Lamung, berdatangan membawa apa saja yang dapat diberi.

Ada yang memberi buah-buahan untuk gajah-gajah itu. Ada pula yang sekedar memberi air mineral.

“Orang-orang yang berduit meminta nomor rekening kami, tapi kami tolak,” kata Napalai. “Kami takut dituduh banyak orang mengkomersilkan gajah-gajah dengan menebar cerita di media sosial.”

Anggota keluarga lainnya mengatakan; “Kami hanya menerima makanan dan buah untuk gajah.”

Back to top button