Crispy

Gelombang Ketiga Covid di Afganistan, Rumah Sakit Penuh, Pasien Ditolak

Kedua rumah sakit itu tutup pintu dan menolak pasien karena kekurangan oksigen dan pasokan medis, di tengah gelombang kekerasan, ketika pasukan internasional pimpinan Amerika Serikat mundur dan gerilyawan Taliban melakukan serangan.

JERNIH-Dengan alasan tak ada lagi tempat tidur yang tersisa, dua rumah sakit di Afghanistan telah menutup pintunya untuk pasien baru. Peristiwa tersebut terjadi pada 14 Juni 2021,

“Baik rumah sakit Afghan Jepang dan Ali Jinnah harus menutup pintu mereka karena mereka tidak memiliki tempat tidur atau sumber daya lagi,” kata seorang pejabat kesehatan sebagaimana dilansir Reuters, pejabat tersebut tidak mau disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang masalah tersebut.

Rumah sakit tersebut khusus untuk rujukan merawat penderita Covid-19. Sementara saat ini Afghanistan tengah menghadapi gelombang ketiga pandemi. Jumlah pasien positif dan angka kematian mencapai angka yang tinggi.

Kedua rumah sakit tersebut saat ini mengalami kekurangan oksigen dan pasokan medis lainnya secara terus-menerus, meskipun berada di ibukota Kabul, kata pejabat kesehatan tersebut.

Penjelasan berbeda datang dari Wakil Juru Bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan Mirwais Alizay. Menurut Miwais, kadang kala rumah sakit terpaksa ditutup karena menghadapi kekurangan pasokan yang serius. Namun masalah kekurangan oksigen telah diatasi.

Kepada Reuters, Kepala Rumah Sakit Ali Jinah, Eid Wali mengatakan, pihaknya terpaksa harus menghentikan menerima pasien baru karena sudah tidak ada tempat tidur yang kosong bagi pasien Covid-19. Ia berjanji jika ada tempat tidur kosong, rumah sakit itu akan kembali menerima pasien baru.

“Kami hanya memiliki 50 tempat tidur untuk kasus Covid-19, itu masalah utama,” kata Wali kepada Reuters.

Sementara Masi Noori, seorang dokter di rumah sakit Afghan Jepang, membenarkan penutupan fasilitas kesehatan untuk pasien baru selama beberapa hari karena kehabisan tempat tidur.

Data nasional Afganistan mencatat terdapat 93.272 kasus Covicd-19 dengan angka kematian 3.683 kasus. Namun para dokter meyakini jika banyak kasus kemungkinan terlewatkan karena tingkat pengujian yang rendah.

Pekan lalu, Afghanistan menerima 700.000 dosis vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Sinopharm China. (tvl)

Back to top button