Gereja di Korsel Gelar Ritual Penangkal Covid-19, 46 Jamaah Terjangkit
Seoul — Sebuah gereja di Korea Selatan (Korsel) percaya menyemprotkan air garam ke mulut setiap jamaah akan menangkal virus korona. Yang terjadi justru sebaliknya.
Korea Times melaporkan 46 orang, terdiri dari jamaah, pendeta dan istrinya, dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Gereja Komunitas Sungai Rahmat di Propinsi Gyeonggi, selatan Seoul, kini menjadi hotbet baru virus korona.
Keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) menyebutkan Komunitas Sungai Rahmat alah gereja non-denominasi di Seongnam, dan merupakan kelompok agama terbesar di luar Daegu dan Propinsi Gyeongsang Utara.
Baca Juga:
— Korsel Temukan Cluster Virus Korona Terbesar di Seoul
–– Gagal Menyediakan Masker, Presiden Korsel Moon Jae-in Minta Maaf
–– Virus Korona Menyerang Pengikut ‘Nabi Palsu’ Korsel
Pendeta dan istrinya adalah kasus pertama dari gereja itu yang terkonfirmasi. KCDC melakukan pelacakan, dan mendapatkan 40 jamaah yang terpapar virus korona.
Empat lainnya ditemukan pada hari berikutnya, setelah KCDC meminta seluruh jamaah mengikui tes.
Pemerintah Korsel bulan lalu meminta kelompok-kelompok keagamaan membatalkan pertemuan. Pendeta Gereja Sungai Rahmat mengabaikan permintaan itu, dengan tetap mengadakan kebaktian Minggu sampai 8 Maret.
Pada hari kebaktian Minggu, 135 orang hadir. Kebaktian direkam video, dan kini beredar di media sosial. Dalam video terlihat seorang pejabat gereja menempelkan nozzle botol semprotan ke dalam mulut jamaah.
Satu per satu jamaah membuka mulut, dan mendapatkan semprotan, selama kebaktian.
Lee Hee-young, kepala gugus tugas Covid-19 Propinsi Gyeonggi, mengatakan; “Mereka meletakan noozle botol ke dalam jamaah, yang kini menjadi pasien virus korona. Mereka tidak mendisinfeksi penyemprot.”
Menurut Lee, pendeta dan jamaah percaya air asin membunuh virus. Yang terjadi justru sebaliknya, ritual semprot mulut dengan air garam membuat jamaah terpapar.
Kini, gereja ditutup. Semua yang menghadiri misa pagi digelandang ke laboratorium untuk menjalani tes.
Kasus baru ini membuat Korsel kian waspada, dan terus mendeteksi adanya cluster baru. Terutama di perkotaan.
Korsel, Senin 16 Maret 2020, mengkonfirmasi 74 kasus baru. Total jumlah kasus saat ini menjadi 8.236. Namun, kasus baru di bawah 100 ini yang kali kedua berturutan.
Jumlah pasien sembuh juga terus meningkat. Setidaknya di atas jumlah kasus baru.
Dikecam
Temuan 46 kasus di Gereka Komunitas Sungai Rahmat memicu reaksi publik. Seorang netizen menulis jamaah gereja dan pendeta sangat egois. “Mereka bukan membantu, tapi melakukan sesuatu dengan sengaja,” tulis satu netizen.
Netizen lain mengatakan; Gubernur Lee Jae-myeong harus menutup gereja itu, seperti yang dilakukan pada Gereja Shincheonji Yesus.
Sampai kini Shincheonji masih dianggap penyebab pandemi virus korona di Korsel. Warga Korsel menggelar petisi online, yang meminta gereja itu dibubarkan dan pendirinya ditangkap.
Sedemikian banyak cercaan netizen membuat seorang jamaah Shincheonji bunuh diri. Lee Mah-hee, pendiri gereja itu, juga menurunkan status sebagai ‘gembala pilihan’, dengan meminta maaf kepada pemerintah Korsel.