Inggris Akan Kirim ‘Depleted Uranium’ ke Ukraina, Putin Berang!
Menteri Pertahanan Inggris Annabel Goldie secara tertulis membenarkan bahwa negaranya akan memberikan selongsong depleted uranium kepada Ukraina.
JERNIH – Presiden Rusia Vladimir Putin murka setelah Inggris berencana kirim amunisi tembus kendaraan baja dan depleted uranium ke Ukraina. Putin pun mengatakan tak segan-segan mengambil tindakan serius apabila Inggris tetap mengirimkan depleted uranium.
“(Inggris) mengumumkan akan mengirim bukan hanya tank ke Ukraina, tapi juga selongsong dengan depleted uranium. Saya ingin menegaskan jika semua ini terjadi, Rusia akan merespons secara tepat,” ujar Putin usai menggelar pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Kremlin, seperti dikutip dari CBS.
“Koalisi negara-negara barat sudah mulai menggunakan senjata dengan komponen nuklir,” kata Putin.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Inggris Annabel Goldie secara tertulis membenarkan bahwa negaranya akan memberikan selongsong depleted uranium kepada Ukraina. “Bersama skuadron tank tempur Challenger 2 yang akan kami kirim ke Ukraina, kami akan memasok amunisi termasuk peluru tembus kendaraan lapis baja yang mengandung depleted uranium,” demikian keterangan Goldie.
Ia kemudian menambahkan amunisi-amunisi itu amat efektif untuk menaklukkan tank-tank modern dan senjata lapis baja.
Depleted uranium merupakan produk hasil pengayaan uranium yang digunakan untuk menambah daya rusak dan penetrasi pada proyektil amunisi. Terdapat sekitar 60 persen radioaktif dari uranium alami sehingga menambah kekuatan peluru menembus tank hingga kendaraan lapis baja secara mudah.
Ahli senjata kimia dan mantan perwira Angkatan Darat Inggris, Hamish de Bretton-Gordon mengatakan pernyataan Putin yang menuduh Barat memasok Ukraina dengan “senjata komponen nuklir” terlalu berlebihan dan salah kaprah.
Bretton-Gordon menilai bahwa depleted uranium tak bisa dijadikan sebagai bahan bakar atau senjata nuklir. Ia mengatakan bahwa Putin mencoba mengajak Xi Jinping memberikannya senjata dan menakuti orang-orang di Barat sehingga memuluskan rencananya menggunakan senjata nuklir.
“Putin sudah lama menambah eskalasi dengan ancaman senjata nuklir sejak awal perang untuk mencegah NATO terlibat. Pasukannya mulai terpecah, ia mencoba membujuk China memberikan senjata dan berpikir mengancam pakai senjata nuklir akan memaksa NATO (dan Ukraina) kembali ke meja perundingan,” ungkap Bretton-Gordon kepada CBS.