Inggris-Uni Eropa Rebutan Vaksin
- AstraZeneca mengumumkan tak mampu penuhi permintaan 80 juta dosis vaksin.
- Uni Eropa kelimpungan dan mmblok pengiriman vaksin BioNTech ke Inggris.
- Jerman menolak penggunaan vaksin AstraZeneca untuk lansia, karena efektivitasnya hanya delapan persen.
JERNIH — Rebutan vaksin antara Inggris dan Uni Eropa (UE) tak terhindarkan, menyusul upaya vaksinasi untuk menekan penyebaran Covid-19 secepatnya.
UE mengancam akan memblokir pengiriman vaksin Pfizer-BioNTech ke Inggris. Jerman menolak vaksin AstraZeneca yang dianggap tak ampuh untuk lansia.
Di Brussels, pejabat UE telah memberi tahu perusahaan farmasi bahwa mereka hanya dapat mengekspor vaksin ke Inggris atas ijin eksplisit.
Situasi ini dipicu pengumuman AstraZeneca tidak dapat memenuhi kesepakatan vaksin senilai 300 juta pound, atau Rp 5,7 triliun, dengan UE. AstraZeneca memotong jumlah vaksin yang akan dikirim ke UE akhir Maret 2021 dari 80 juta menjadi 31 juta dosis.
UE kelabakan. Stella Kyriakides, komisaris kesehatan UE, mengatakan; “Kami akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk melindungi warga dan hak-hak-nya.”
Inggris telah keluar dari UE, yang membuatnya berstatus negara ketiga di peta diplomasi Eropa daratan. Situasi ini membuat Inggris kelimpungan, karena tidak mungkin mendapatkan 3,5 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech dalam tiga pekan ke depan.
Jerman Menolak AstraZeneca
Saat yang sama, regulator Jerman menolak vaksin AstraZeneca/Universitas Oxford karena tak manjur untuk pnduduk usia 65 tahun ke atas.
Pemerintah Federal Jerman, seperti diberitakan surat kabar Bild dan Handelsblatt, mengatakan efektivitas vaksin AstraZeneca untuk lansia hanya delapan persen.
Laporan ini memunculkan kekhawatiran vaksin buatan Inggris itu tidak akan disetujui oleh European Medicines Agency (EMA) untuk digunakan kepada penduduk lansia.
Menariknya, kekisruhan ini terjadi ketika Inggris dan negara-negara UE menghadapi tekanan publik yang tidak ingin lockdown kembali diberlakukan.
Di Belanda dan Denmark, misalnya, publik turun ke jalan untuk memprotes rencana pemerintah mengunci seluruh kota dan memaksa penduduk tidak beraktivitas, untuk menekan penyebaran Covid-19.