Crispy

Ini Alasan Mengapa Belum Perlu Vaksin Corona Dosis Ketiga

Masih ada negara yang bahkan belum bisa memberikan vaksin untuk seluruh tenaga kesehatannya.

JERNIH-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga saat ini masih belum memberi rekomendasi pada negara-negara memberi vaksin Corona dosis ketiga sebagai boster.

Direktur program imunisasi WHO, Dr Kate O’Brien, mengakui saat ini mulai menjadi topik utama perbincangan diberbagai negara tentang pemberian dosis ketiga vaksin Corona.

“Jadi kami masih belum merekomendasikan booster karena informasinya masih belum cukup,” kata Kate dalam wawancara dan dikutip dari kanal Youtube resmi WHO pada Kamis (29/7/2021).

Sementara beberapa studi menyebut tingkat antibodi dari vaksinasi Corona yang telah disuntikkan, bisa mulai berkurang setelah enam bulan, sehingga muncul opsi perlu diberikan dosis ketiga sebagai booster.

Namun hingga saat ini masih belum cukup bukti dan data yang dapat digunakan sebagai dasar dikeluarkannya rekomendasi program dosis ketiga vaksin Corona.

“Kami juga tahu sudah ada negara yang mulai merekomendasikan booster. Kami sangat meminta semua negara mengikuti bukti dan hanya menjalankan regimen booster berdasarkan bukti,” kata Kate lebih lanjut.

Alasan lain yang membuat WHO belum mengeluarkan rekomendasi dosis ketiga vaksin Corona sebagai booster adalah masih terbatasnya suplai vaksin dan saat ini peredarannya juga masih belum merata.

Bahkan, masih ada negara yang bahkan belum bisa memberikan vaksin untuk seluruh tenaga kesehatannya.

Untuk itu WHO mendorong agar negara yang memiliki vaksin Corona berlebihan dan sampai bisa melakukan program booster, agar dapat mendonasikan pada negara yang kekurangan vaksin.

Senada dengan WHO, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra juga menyebut jika vaksinasi booster belum dibutuhkan masyarakat umum Indonesia.

Hermawan menyebut cakupan dosis vaksinasi pertama dan kedua masih rendah. Demikian juga distribusi vaksin Corona ke sejumlah daerah yang dinilai masih bermasalah.

Sementara pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut jika vaksin dosis ketiga untuk booster sebaiknya sasaran yang tepat yakni tenaga kesehatan.

“Belum lah untuk vaksin booster ini kita kan masih harus memprioritaskan tenaga kesehatan, atau mereka yang mempunyai komorbid. Karena mereka yang paling banyak berkontribusi pada angka kasus COVID-19 dan kematian,”. (tvl)

Back to top button