Ini Empat Tokoh yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional
Keempat tokoh tersebut merupakan pejuang yang menginspirasi untuk membangun Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
JERNIH-Presiden Joko Widodo menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 109 dan 110 TK Tahun 2021 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan Bintang Jasa. Keppres tersebut ditetapkan Presiden Jokowi pada 25 Oktober 2021.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh yang telah berpulang dalam sebuah upacara yang dilakukan di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (10/11/2021).
“Menganugerahkan gelar pahlawan nasional dan tanda kehormatan bintang jasa kepada yang namanya tersebut dalam lampiran keputusan ini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya sesuai ketentuan syarat khusus dalam rangka memperoleh gelar pahlawan nasional dan tanda kehormatan bintang jasa sebagaimana diatur dalam undang-undang,” demikian petikan Keppres yang dibacakan oleh Sekretaris Militer Presiden Tonny Harjono dalam upacara.
Empat tokoh yang mendapat gelar tersebut; Tombolotutu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, Raden Aria Wangsakara dari Banten dan Usmar Ismail dari DKI Jakarta. Berikut profil singkat empat tokoh tersebut:
1. Tombolotutu
Usulan menjadikan Tombolotutu sebagai pahwalan nasional telah disuarakan sejak 1990-an.
Dikutip dari parigimoutongkab.go.id, Tombolotutu merupakan seorang raja di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Tombolotutu berada digarda terdepan dalam garis perlawanan menghadapi penjajah Belanda kala itu.
2. Sultan Aji Muhammad Idris
Sultan Aji Muhammad Idris merupakan sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang memerintah kesultanan ini sejak 1735 hingga tahun 1778. Ia merupakan sultan pertama yang menyandang nama bernuansa Islam.
Sultan Aji Muhammad Idris adalah cucu menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng yang berangkat ke Tanah Wajo, Sulawesi Selatan.
Di Wajo, ia turut bertempur bersama rakyat Bugi melawan Veerenigde Oostindische Compagnie (VOC), kongsi dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.
3. Raden Aria Wangsakara
Raden Aria Wangsakara yang dikenal sebagai pendiri Tangerang. Ia merupakan keturunan Raja Sumedang Larang, Sultan Syarif Abdulrohman. Ia juga dikenal sebagai pejuang dalam melawan penjajahan Belanda.
Bersama dua kerabatnya, yakni Aria Santika dan Aria Yuda Negara, Aria Wangsakara lari ke Tangerang karena tidak setuju dengan saudara kandungnya yang berpihak kepada VOC.
Aria Wangsakara yang pernah didapuk sebagai penasihat Kerajaan Mataram menyebarkan ajaran Islam.
4. Usmar Ismail
Usmar Ismail selama ini dikenal sebagai bapak perfilman Indonesia karena karya-karyanya yang apik. Sepanjang kariernya, Usmar Ismail telah membuat lebih dari 30 film.
Film arahan Usmar Ismail berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi) yang diproduksi pada 1950 menjadi film pertama yang secara resmi diproduksi oleh Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat.
Sedangkan beberapa film produksi Usmar Ismail yang terkenal yakni Pedjuang (1960), Enam Djam di Djogja (1956), Tiga Dara (1956), dan Asrama Dara (1958). (tvl)