Israel Gunakan Habsora untuk Bantai Lebih Banyak Warga Pelestina di Gaza
- Habsora memungkinkan tentara melakukan serangan terhadap rumah-rumah anggota Hamas dalam skala besar.
- Habsora menghemat waktu dan mengabaikan penentuan target lebih akurat.
JERNIH — Israel menggunakan sistem kecerdasan buatan bernama Habsora, untuk membunuh lebih banyak warga sipil Gaza selama 50 hari pengboman.
Investigasi +972 Magazine and Local Call memperlihatkan Habsora, kata Bahasa Ibrani yang artinya The Gospel, dapat menghasilkan target hampir secara otomatis dengan kecepatan jauh melebihi apa yang mungkin dilakukan sebelumnya.
Sistem ini, seperti ditulis di situs +972 Magazine, menurut mantan perwira intelejen pada dasarnya memfasilitasi pabrik pembunuhan massal.
Penggunaan Habsora memungkinkan tentara melakukan serangan terhadap rumah-rumah tinggal anggota Hamas dalam skala besar. Namun kesaksian warga Palestina di Gaza menunjukan sejak 7 Oktober tentara Israel tidak hanya menyerang rumah anggota Hamas tapi juga warga sipil biasa.
Serangan ini, menurut sumber yang dikonfirmasi, dapat dengan sengaja membunuh seluruh keluarga dalam prosesnya. Dibanding pengeboman Israel sebelumnya, kali ini beberapa berita menyebutkan korban tewas bersama seluruh keluarga.
Salah satu korban tewas bersama keluarga adalah Amal Zohd, wartawan Al Mayadeen. Kematian Zohd membuktikan kebenaran kabar penggunaan AI dalam pembantaian Gaza.
Sumber lain mengatakan penggunaan Habsora bertujuan membunuh sebanyak mungkin anggota Hamas dengan melonggarkan kriteria meminimalkan korban warga sipil secara signifikan. Menurut sumber intelejen, ada banyak kasus tentara Israel menembak berdasarkan deteksi seluler terhadap target.
“Itu dilakukan untuk menghemat watku, dan mengabaikan penentuan target lebih akurat,” kata sumber itu.
Penggunaan Habsora memungkinkan 300 keluarga kehilangan 10 atau lebih anggota keluarga. Jumlah ini 15 kali lebih tinggi dibandingkan pemboman tahun 2014.
Selain penggunaan Habsora, otorisasi yang diperluas bagi tentara Israel untuk melakukan pengeboman terhadap sasaran non-militer juga menjadi penyebab tingginya korban tewas. Pendekatan ini menjadikan kampanye militer Israel 2013 sebagai paling mematikans ejak 1948.
Tentara Israel dengan sadar menyetujui tindakan yang menyebabkan banyak korban sipil untuk mengejar target hight profile.