- Penolakan Presiden El Sisi menerima telepon PM Netanyahu memperlihatkan sikap Mesir yang tidak ingin menyerahkan kendali Poros Philadelphia.
- Israel masih berusaha mengambil alih Poros Philadelphia agar pembersihan etnis di Jalur Gaza berjalan sempurna.
JERNIH — Channel 13, siaran berita Israel, pekan lalu melaporkan Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi menolak panggilan telepon PM Israel Benjamin Netanyahu. Kabar ini dibenarkan staf kantor PM Israel meski tidak ada komentar lanjutan.
Al Mayadeen, mengutip pers Israel, memberitakan Dewan Keamanan Nasional Israel — atas permintaan PM Netanyahu — berusaha menghubungi Presiden El Sisi beberapa kali, dan tidak ada tanggapan sama sekali.
Penolakan El Sisi terjadi di tengah ketidak-pastian serius mengenai kemungkinan tindakan Israel di sepanjang Poros Philadelphia di Rafah. Terakhir, PM Netanyahu berbicara dengan Presiden El Sisi, Juni 2023, setelah terjadi serangan di perbatasan Mesir.
Poros Philadelphia adalah wilayah yang membentang dari perlintasan Karam Abu Salem yang dikuasai Israel, menghubungkan Jalur Gaza dengan wilayah-wilayah pendudukan, sampai ke titik paling selatan di pantai Jalur Gaza.
Nama lain wilayah ini adalah Rute Philadelphia, sebuah jalur sempit sepanjang 14 kilometer yang memisahkan Palestina dengan Mesir, dan ditetapkan sebagai zona penyangga antara Israel dan Mesir dalam Perjanjian 1979.
Sebelum Jalur Gaza dibebaskan tahun 2005, Poros Philadelphia di bawah kendali pasukan Israel.
Kini, komando politik Israel berupaya menduduki Poros Philadelphia, mengerahkan pasukan ke wilayah itu, dan menjamin proses pengusiran warga Palestina dari Gaza berjalan mulus.
Proses pengusiran, setelah Poros Philadelphia diduduki, dimulai dengan blokade total terhadap Gaza, memutus pasokan apa pun, menciptakan kelaparan mutlak bagi penduduk Gaza.
Mesir menolak usulan Israel untuk menyerahkan Poros Philadelphia. Terakhir, Mesir mengancam membatalkan Perjanjian Damai jika terjadi pengusiran paksa warga Palestina ke Sinai.
