Joe Biden Terpilih, Kerja Sama Perdagangan Indonesia-AS Terganggu?
“Perlu ditransformasikan karena Biden punya agenda tersendiri terkait multilateralisme”
JAKARTA – Pemilihan Presiden Amerika Serikat sepertinya bakal dimenangkan Joe Biden. Namun apakah bakal berdampak pada kerja sama perdagangan Indonesia? Dimana sebelumnya, sejumlah kerja sama telah diteken oleh Donald Trump.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan kebijakan Biden akan mengarah pada trade fair atau perdagangan yang berkeadilan, sehingga menimbulkan optimisme.
Oleh karena itu, kondisi tersebut digadang-gadang bakal menguntungkan sejumlah negara termasuk Indonesia. Meski demikian, Shinta memprediksi perjanjian dagang yang diusulkan Indonesia tak serta merta mulus. Sebab tetap akan membutuhkan waktu lebih lama.
“Perlu ditransformasikan karena Biden punya agenda tersendiri terkait multilateralisme,” ujarnya di Jakarta, Jumat (6/11/2020).
Ia menduga, kemungkinan sistem AS bakal beralih menjadi lebih mengikuti ketentuan perjanjain dagang yang ditetapkan organisasi internasional. Seperti, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Free Trade Agreement (FTA), dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
“Pemerintahan Demokrat cenderung lebih formal dan mengikuti prinsip-prinsip multilateral. Di satu sisi, kondisi ini diyakini menciptakan kepastian dalam relasi dagang dan investasi,” ujar dia.
“Namun, di sisi lain, negatifnya penekanan pada fair trade menyebabkan peningkatan kasus-kasus trade remedies yang dilakukan AS secara bilateral maupun multilateral terhadap Indonesia,” Shinta menambahkan.
Walau begitu, Biden dinilai tidak akan sepenuhnya pro terhadap perdagangan bebas. Dia diprediksi akan tetap menjaga keseimbangan antara relasi dagang dan proteksi pasar AS terhadap produk impor, seperti Cina dan negara lainnnya.
Oleh itu, Biden dinilai tidak akan serta-merta menghentikan perang dagang. Bahkan dalam presentasi economic plan-nya yang berjudul Made in All of America menunjukkan adanya political will untuk memproteksi pasar AS dalam penciptaan lapangan kerja.
Kebijakan Biden dinilai bakal relatif sama dengan Trump. Hanya, konsep yang diusung lebih terstruktur alias tak terlampau sporadis seperti Trump.
Di luar itu semua, Shinta memproyeksikan kemenangan Biden tidak akan terlampau banyak memberikan pengaruh bagi Indonesia, terutama terkait iklim usaha dan investasi.
“Karena konflik AS-Cina dan negara-negara lain cenderung terus dipertahankan oleh Biden, untuk (memenuhi) kebutuhan ekonomi internalnya sendiri,” katanya.