Junta Militer Myanmar Permalukan Ketua ASEAN dan PM Kamboja di Mata Internasional
- PM Kamboja Hun Sen adalah ketua ASEAN saat ini.
- Memenuhi permintaan Australia, PM Hun Sen melobi Myanmar untuk membebasakan Prof Sean Turnell.
- Prof Sean Turnell belum dibebaskan, PM Hun Sen dengan bangga mengatakan warga Australia itu telah dibebaskan.
JERNIH — PM Kamboja Hun Sen kehilangan muka di mata internasional menyusul kebohongan publik yang dibuatnya soal nasib Prof Sean Turnell, penasehat ekonomi mantan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.
PM Hun Sen mengatakan Prof Turnell telah dibebaskan dari penjara junta militer Myanmar, Minggu 6 Februari. The Irrawaddy menulis warga Australia itu masih mendekam di Penjara Insein, Yangon.
Prof Turnell ditangkap 6 Februari 2021, tak lama setelah penggulingan kekuasaan. Ia didakwa melanggar UU Rahasia Resmi
Senin 7 Februari 2022, PM Hun Sen mengatakan telah melobi pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing untuk membebaskan Prof Turnell saat berkunjung ke Naypyitaw bulan lalu. Lobi itu atas permintaan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne.
Kebingungan muncul ketika PM Hun Sen mengatakan Prof Turnell telah dibebaskan pada Minggu 6 Februari. Sebab, juru bicara junta militer membantah pernyataan itu.
PM Hun Sen adalah ketua ASEAN saat ini. Ia menjadi menjadi pemimpin asing pertama yang berkunjung ke Myanmar sejak kudeta, dan dikecam publik internasional.
Pemerintah Kamboja mengatakan kunjungan itu merupakan langkah potensial untuk menyelesaikan krisis. Namun, upaya PM Hun Sen berakhir dengan penghinaan ketika juru bicara junta militer Jenderal Zaw Min Tun membantah pernyataannya bahwa Prof Turnell telah dibebaskan.
Kepada BBC Burma, Jenderal Zaw Min Tun mengatakan tidak ada rencana membebaskan Prof Turnell.
PM Hun Sen akhirnya mengakui kekeliruannya. “Pada kenyataannya, warga Australia itu tidak dibebaskan,” kaat PM Hun Sen dalam posting Facebook, Senin malam. “Saya mendapatkan informasi yang salah. Mohon maaf atas kesalaan tidak disengaja ini.”
Prof Turnell, sesuai dakwaan melanggara UU Rahasia Resmi, terancaman hukuman 14 tahun penjara. Ia tidak sendiri, tapi bersama Daw Aung San Suu Kyi dan empat tokoh senior pemerintah terguling lainnya.
Pemerintah Australia menyerukan pembebasan Prof Turnell, dan Departemen Luar Negeri Australia menyediakan semua kemungkinan bantuan konsuler.