Kristen Ortodoks Ukraina Melanggar Tradisi, Merayakan Natal 25 Desember
- Sejumlah Gereja Kristen Ortodoks Ukraina masih akan menggelar misa Natal pada 7 Januari.
- Perubahan ini tidak bisa radikal, karena tradisi Natal 7 Januari telah berlangsung ratusan tahun.
JERNIH — Dalam tradisi Kristen Ortodoks, Natal jatuh pada 7 Januari. Mulai tahun ini, umat Kristen Ortodoks Ukraina merayakan Natal pada 25 Desember, sebagai bentuk pembangkangan terhadap otoritas spiritual Gereja Kristen Ortodoks Rusia.
Sejak beberapa hari terakhir, rumah-rumah di Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina berhias. Ada pohon Natal dengan berbagai pernik, dan orang-orang belanja kebutuhan untuk pesta di rumah.
Pada 25 Desember, lonceng gereja berdentang dan umat Kristen Ortodoks Ukraina berbondong-bondong ke gereja untuk mengikuti kebaktian Natal.
Tidak seluruh gereja Kristen Ortodoks Ukraina bersedia mengikuti perubahan ini. Para petinggi gereja juga memahami betapa perubahan tidak bisa dilakukan secara radikal.
Jajak pendapat Interfax-Ukraina menunjukan hampir separuh warga Ukraina mendukung pemindahan Natal dari 7 Januari ke 25 Desember, naik 26 persen dibanding surveri serupa tahun 2021. Sebanyak 31 persen masih menentang.
Gereja Kristen Ortodoks Ukraina berada di bawah kepemimpinan Moskwa sejak abad ke-17. Tahun 2019, setelah Rusia mencaplok Krimea, Gereja Ortodoks Ukraina memutuskan hubungan dengan Moskwa.
Mei 2022, tiga bulan setelah invasi Rusia, Gereja Ortodoks Ukraina yang masih didukung Rusia memutuskan hubungan dengan Moskwa.
Natal Dalam Kegelapan
Di biara St Michael di Kyiv, jamaah menyalakan lilin, berbaris, menyampaikan pengakuan, saat paduan suara — seluruhnya laki-laki — menyanyikan lagu rohani.
Dalam kotbahnya Archpriest Mykhailo Omelyan menyinggung pemutusah listrik dan pemanas yang berdampak pada jutaan penduduk akibat serangan Rusia.
Onela Zakharova-Gorianska mengatakan senang merayakan Natal pada 25 Desember untuk kali pertama. Ia menyebut perayaan Natal pada 25 Desember adalah pilihan jelas setelah selamat dari pendudukan Rusia di Gostomel. utara Kyiv.
“Saya tidak ingin ada hubungan dengan penjajah,” katanya soal tradisi Natal yang berubah.
Pastor Andriy mengatakan gereja akan tetap menggelar kebaktian Natal pada 7 Januari untuk mereka yang menolak, atau belum, berubah.
“Menurut saya, ini masa transisi. Ada beberapa yang tidak bisa diubah secara radikal dalam sesaat,” katanya.
Pastor Andriy memperkirakan perlu beberapa tahun untuk meyakinkan pengaut Kristen Ortodoks Ukraina menerima perayaan Natal pada 25 Desember.
“Yang kita rayakan bukan tanggal-nya, tapi kelahiran Juru Selamat,” kata Pastor Andriy. “Kita tidak tahu tanggal pastinya, jadi tidak perlu ada penekanan.”
Omelyan mengakui seruan keras untuk meninggalkan Natal 7 Januari sama sekali tidak mewakili semua, atau bahkan sebagian penganut Kristen Ortodoks Ukraina.
“Kami melihat sebagian besar masyarakat masih ingin merayakan Natal pada 7 Januari,” katanya. “Ya, banyak orang percaya Facebook yang baru berusia 25 tahun dan kategoris. Padahal, orang yang sering menulis jarang datang ke gereja.”