Crispy

Lockdown Bikin Tidur Lebih Lama, tapi Kualitas Tidur Buruk

Basel — Pandemi Covid-19, yang memaksa banyak negara melakukan lockdown atau penguncian, membuat setiap orang tidur lebih lama, teratur, tapi dengan kualitas tidur buruk, demikian kesimpulan penelitian.

Penelitan yang dilakukan University of Basel dan RS Psikiatri di Basel, Belgia, menemukan kuncian untuk mencegah penyebaran virus membuat setiap orang lebih banyak di rumah dan memiliki jam tidur panjang.

Namun kualitas tidur terus memburuk akibat stress. Orang tidak bisa tidur nyenyak, karena ritme kerja yang berubah.

Penelitian sebelumnya menunjukan kehidupan modern menyebabkan sejumlah gangguan tidur karena ritme kerja, dan kegiatan santai tidak cocok dengan jam biologis normal tubuh.

Ketika perbedaan antara waktu kerja dan durasi antara hari kerja dan libur menjadi terlalu banyak, demikian kesimpulan penelitian, orang mengalami bentuk jetlag sosial dan pembatasan tidur sosial yang dapat memiliki konsekuensi buruk bagi kesehatan.

“Jeglag sosial dan pembatasan tidur berulang kali dikaitkan dengan konsekuensi negatif pada kesehatan, kesejahteraan mental, dan kinerja,” tulis peneliti yang terlibat dalam penelitian itu.

Penelitian melibatkan penduduk di tiga negara; Austria, Jrman, dan Swiss, dan peneliti menemukan penguncian telah mengurangi ketidak-cocokan antara waktu tidur biologis dan waktu tidur sosial, serta mengurangi ketidak-seimbangan ini.

“Waktu tidur-bangun individu yang lebih baik mungkin dikaitkan dengan peningkatan fleksibilitas jadwal sosial, misal karena lebih banyak pekerjaan yang diselesaikan di rumah,” tulis makalah penelitian itu.

Namun, masih menurut peneliti, situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya menyebabkan peningkatan signifikan beban yan dirasakan individu, yang berakibat pada kualitas tidur.

Dari 435 peserta penelitian, 75 persen melaporkan tidur 50 menit lebih lama dari sebelum penguncian. Peneliti mengatakan ini disebabkan ini diakibatkan ketidak-harusan pergi kerja pagi hari.

“Kami mengamati peningkatan beban subyektif dan penurunan kesejahteraan mental dan fisik, yang kemungkinan disebabkan situasi luar biasa akibat pandemi,” kata penelitian itu.

Untuk menghindari efek negatif ini, peneliti menyarankan, orang harus meningkatkan paparan sinar mahatari dan berolahraga lebih sering. Peserta yang terkena lebih banyak matahari dan berolahraga, memiliki kualitas tidur lebih baik.

“Mungkin faktor ini pula yang mampu mengurangi stress akibat kuncian, alias lockdown,” demikian kesimpulan akhir penelitian itu.

Back to top button