CrispyVeritas

Lonjakan Kematian Akibat Corona, Jakarta Hadapi Krisis Makam

Diperkirakan, pada Oktober mendatang pemakaman Pondok Ranggon di Jakarta Timur akan kehabisan ruang untuk jenazah COVID-19

JERNIH—Tidak hanya hidup yang harus diperjuangkan dengan segala daya. Di Jakarta saat ini, mayat pun harus berjuang demi mendapatkan lubang kuburnya.  

Seiring melonjaknya jumlah kematian karena corono atau Covid-19, DKI Jakarta kehabisan ruang pemakaman. Para petugas makam tak bisa memikirkan solusi selain pasrah dan berdoa agar kasus corona Jakarta turun.

The Straits Times menulis, pemakaman Pondok Ranggon di Jakarta Timur diperkirakan akan kehabisan ruang untuk jenazah COVID-19 pada Oktober karena peningkatan jumlah pemakaman baru-baru ini. Nadi, petugas manajemen pemakaman mengatakan, hanya ada ruang tersisa untuk 1.100 pemakaman lagi di daerah selatan pemakaman seluas 7.000 meter persegi.

“Kapasitas kemungkinan akan kritis pada pertengahan Oktober,” ujar Nadi sebagaimana dikutip Kompas.com. Diperkirakan pada Oktober mendatang, sisa lahan hanya bisa menampung 380 hingga 400 jenazah.

Menurut Nadi, jumlah jenazah yang dimakamkan di Pondok Ranggon rata-rata 700 jenazah setiap bulan. Pada Agustus lalu, rata-rata ada 27 jenazah dimakamkan setiap hari. “Pada 31 Agustus mencetak rekor, dengan 36 jenazah dikuburkan pada hari itu. Itu jumlah tertinggi sejak saya ditugaskan pada Maret,” kata Nadi.

Sejak ditetapkannya Pemakaman Pondok Ranggon sebagai lokasi pemakaman COVID-19 pada Maret lalu, otoritas pemakaman telah membuka delapan kavling baru dan mengubur 2.623 jenazah. “Kami menggunakan plot No. 91 hingga 99 (untuk kuburan COVID-19), kecuali plot No. 97 yang digunakan untuk umum. Satu plot dapat menampung 240 hingga 300 jenazah,”ujar Nadi.

Soal kemungkinan pemakaman mencapai batasnya pada Oktober, Nadi mengaku pihaknya belum punya rencana. Dia hanya berharap jumlah kasus COVID-19 dan korban tewas bisa dikurangi, sehingga jumlah pasien COVID-19 yang dimakamkan semakin sedikit.

Sebagai informasi, Provinsi DKI Jakarta kini menjadi wilayah dengan total penambahan kasus terbesar di Indonesia. Empat hari dalam sepekan terakhir, penambahan kasus corona di ibu kota bahkan melampaui 1.000 orang. Itu berarti ada lonjakan kasus tertinggi sejak ditemukannya kasus perdana corona pada Maret lalu. Kompas.com menulis, angka positivity rate dalam sepekan terakhir tercatat 12,5 persen.

Kini Jakarta kembali menjadi daerah zona merah. Berdasarkan data di laman https://covid19.go.id/peta-risiko, hingga akhir Agustus, seluruh wilayah Jakarta, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur masuk kategori zona merah. Wilayah Kepulauan Seribu masih masuk kategori zona oranye alias tingkat risiko berpenyebaran sedang.

Hingga akhir pekan lalu, jumlah rukun warga ( RW) di Jakarta yang berstatus zona merah penularan COVID-19 tercatat 24 RW. RW zona merah itu kemudian dimasukkan kategori wilayah pengendalian ketat (WPK), sehingga pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak akan diberlakukan. [  ]

Back to top button