Mendagri Dorong Kepala Daerah Berani Larang Kegiatan Pengumpulan Massa
PALEMBANG-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian ingatkan masyarakat bahayanya kegiatan yang mengumpulkan massa banyak ditengah maraknya wabah Covid-19 karena bisa menjadi ‘senjata mematikan, dalam penularan Covid-19.
Tito juga menghimbau warga masyarakat untuk sementara tidak menggelar kegiatan keagamaan maupun pernikahan yang bisa mengundang kerumunan orang dalam satu tempat. Hal itu disampaikan Tito saat hadir dalam rapat kesiapsiagaan penanganan Covid-19 di Kota Palembang, Sabtu 21 Maret 2020.
“Kami tidak melarang proses keagamaan, pernikahan, olahraga, dan kesenian. Tetapi berkumpulnya orang dalam acara itu yang harus kita larang karena penyebaran virus korona ini sangat cepat penularannya,” kata Tito.
Baca juga: Kapolri Terbitkan Maklumat Dan Larang Kegiatan Libatkan Massa
Tito mendorong kepala daerah untuk duduk bersama dengan tokoh agama dan organisasi kemasyarakatan setempat untuk bersama-sama mengajak masyarakat tidak berkumpul hingga Indonesia dinyatakan bebas dari Covid-19.
“Saya kemarin sudah mengadakan pertemuan dengan tokoh agama tetapi itu masih belum cukup karena kepala daerah setempat juga sangat perlu untuk mensosialisasikan dampak berkumpulnya orang dalam keramaian itu,”.
Tito bahkan menjadikan contoh acara keagamaan di Kuala Lumpur, Malaysia yang dihadiri sekitar 16 ribuan orang itu menjadi petaka banyak negara sebab dampaknya terdapat 600 orang yang positif Covid-19, diantaranya berasal dari Indonesia.
Baca juga: Berikut Daerah Yang Telah Menetapkan Status Tanggap Darurat Dan Kejadian Luar Biasa
Juga acara keagamaan yang digelar disebuah gereja di Korea Selatan menjadi tempat penularan Covid-19 di Korea Selatan. Separo angka penderita Covid-19 yang meninggal berasal dari jemaah gereja tersebut.
“Arab Saudi saja untuk sementara menunda kegiatan ibadah umrah, kita juga harus menerapkan itu karena tujuannya untuk melindungi warga negara Indonesia agar tidak terdampak virus korona karena penyebarannya sangat cepat dan berbahaya,”.
Tito menganggap saat ini masyarakat masih belum dapat memahami bahayanya Covid-19, hal itu terlihat ketika mereka diliburkan untuk tinggal dirumah, justru dimanfaatkan untuk berlibur.
Baca juga: Mahfud Minta Aparat Tindak Tegas Warga Yang Keluyuran
“Belakangan ini tempat wisata seperti di Puncak, Bogor, dan
Pantai Carita, banyak dikunjungi warga dengan mengajak anak-anak mereka untuk
liburan. Ini salah diartikan mereka yang seharusnya berdiam diri rumah malah
jadi memunculkan keramaian,” kata Tito.
Jika masyarakat patuh dengan himbauan pemerintah
dengan kerja dan belajar di rumah maka akan mempercepat memutuskan rantai
penularan Covid-19.
“Memang penerapan belajar darling ini khususnya untuk di Kabupaten itu susah karena terkendala jaringan. Tetapi untuk di perkotaan itu tidak ada kendala karena sudah banyak aplikasi belajar darling sehingga bukan menjadikan alasan mereka untuk belajar
Para pelajar dan karyawan seharusnya memanfaatkan smartphone nya untuk melakukan aktivitas kerja dan belajar secara darling, sebagaimana yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang melakukan rapat melalui video conference bersama para menteri.,”
(tvl)