Crispy

Menteri Kesehatan Klaim Diundang WHO, Akademisi: Itu Tegurah Halus Tak Sukses Tanggani Covid-19

“Suratnya tidak salah ketik. Hanya yang baca yang tidak akurat mempersepsikan, kapan lagi bisa bilang berhasil, walaupun pada kenyataannya gelombang pertama belum terlampui, toh sudah sibuk mengingatkan kemungkinan gelombang kedua. Itulah Indonesia”

JAKARTA – Beberapa waktu, Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto mengklaim telah diundang organisasi kesehatan dunia alias World Health Organization (WHO) karena dinilai sukses menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Atas klaim itu, sejumlah pihak meragukan. Ahli wabah Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan kesalahan dalam membaca isi surat WHO tersebut.

Menurut dia, Terawan diundang WHO karena perlu adanya evaluasi penanganan Covid-19.

“Suratnya tidak salah ketik. Hanya yang baca yang tidak akurat mempersepsikan, kapan lagi bisa bilang berhasil, walaupun pada kenyataannya gelombang pertama belum terlampui, toh sudah sibuk mengingatkan kemungkinan gelombang kedua. Itulah Indonesia,” tulis Pandu di akun Twitternya, Senin (9/11/2020).

Ia menambahkan, surat WHO tersebut sebetulnya ingin menegur Indonesia dengan cara halus dalam penanganan Covid-19.

“Ada pembagian rapor kinerja respon wabah Covid-19. Semua penilaian akan dikemas dengan bahasa diplomatik agar pemerintah Indonesia bisa mawas diri, untuk perbaikan respons yang lebih terkoordinasi, terencana, termonitor, berdampak pada pengendalian kasus,” kata dia.

Ketika WHO menyatakan Indonesia sukses melaksanakan Intra-Action-Review (IAR) penanganan corona, itu bukan berarti Indonesia sukses tangani Covid-19.

IAR merupakan peninjauan atas kelemahan suatu negara dalam penanganan corona serta solusinya. IAR dilakukan semua pemangku kepentingan di Indonesia yang dikoordinasikan Kemenkes.

Pandu mengupas kinerja Satgas Covid-19 selama menangani pandemi ini perlu ditingkatkan.

Ia mengakui Satgas Covid-19 bisa bertahan dalam gelombang pertama Covid-19 tapi mesti waspada menghadapi kemungkinan munculnya gelombang berikutnya.

“Prestasi Satgas Covid-19 berhasil mempertahankan posisi bertahan di gelombang pertama, naik terus menuju puncak dengan kebijakan yang selalu kontradiksi. Gelombang kedua otomatis tak akan terjadi, gelombang pertama belum tuntas,” kata dia.

Back to top button