Crispy

Menyebut Mahatma Gandhi Pantas Dibunuh, Seorang Pendeta Hindu Ditangkap

  • Sebelumnya, seorang penceda Hindu menyerukan genosida tehadap Muslim, tapi tak ditangkap.
  • Sejak BJP berkuasa, ancaman terhadap Muslim dan minoritas lainnya meningkat.

JERNIH — Kalicharan Maharaj, seorang pendeta Hindu, ditangkap polisi karena menghina Mohandas Karamchand (Mahatma) Gandhi, dengan menyebut ikon kemerdekaan India itu pantas dibunuh.

Press Trust of India (PTI) melaporkan Maharaj ditangkap di negara bagian Madhya Pradesh, Kamis lalu. Ia menghadapi tuduhan mengkampanyekan kebencian antara kelompok agama dalam khotbah-khotbahnya.

“Gandhi menghancurkan India. Selamat untuk Nathuram Godse, sang pembunuh Gandhi,” kata Maharaj.

Nathuram Godse adalah anggota Rasthriya Swayamsevak Sangh (RSS), kelompok garis keras Hindu dan pendiri Partai Bharatiya Janata (BJP) yang kini berkuasa.

Tidak hanya RSS, kelompok-kelompok garis keras Hindu lainnya juga menuduh Gandhi bersimpati kepada Muslim selama pembagian anak benua India oleh penjajah Inggris tahun 1947. Saat itu, terbentuk dua negara; India dan Pakistan.

Gandhi dibunuh di New Delhi tahun 1948 dalam pertemuan doa. Ia tetap dipuja dan dikenang banyak rakyat India.

Kepolisian Prashant Agrawal masih menyelidiki kasus ini, sebelum mengajukan berkasnya ke pengadilan. Jika terbukti bersalah, Maharaj bisa dipenjara lima tahun.

Seruan Pembantaian Muslim

Kelompok oposisi juga menuntut penangkapan Dharam Sansad, pemimpin agama Hindu yang menyeru pembantaian terhadap Muslim, awal bulan ini.

Seruan disampaikan Sansad di kota suci Haridwar. Dalam pertemuan di Haridwar, satu politisi dari Partai Bharatiya Janata (BJP) hadir.

Polisi di negara bagian Uttarkhand, yang diperintah BJP, mengatakan mereka meminta keterangan para tersangka tapi tidak ada penangkapan.

Serangan terhadap Muslim dan minoritas lainnya meningkat sejak PM Narendra Modi berkuasa. BJP adalah partai agama yang muncul dan membesar setelah penghancuran masjid Babri.

Sekelompok pengacara menulis surat kepada ketua Mahkamah Agung India NV Ramana untuk mengambil tindakan atas seruan genosida terhadap Muslim.

“Itu bukan hanya pidato kebencian, tapi seruan pembunuhan seluruh komunitas,” kata pengacara itu dalam suratnya. “Pidato itu menimbulkan ancaman besar bagi persatuan dan integritas India, tapi juga kehidupan jutaan warga Muslim.”

Tidak hanya Muslim, umat Kristiani di India juga menjadi sasaran tindakan kekerasan. Pekan lalu, perayaan Natal di sekujur India diwarnai pembakaran patung Yesus Kristus, dan aksi kekerasan lainnya. Puncaknya adalah keputusan pemerintah India membekukan rekening Yayasan Bunda Teresa.

Back to top button