India Larang Wartawan Foto Kashmir Terima Pulitzer Prize
- Dua kali Sanna Irshad Mattoo dicekal tidak boleh ke luar negeri.
- Ia frustrasi dan kecewa, tapi tak bisa apa-apa menghadapi nasionalis Hindu.
JERNIH — Pemerintah India melarang Sanna Irshad Mattoo, wartawan foto freelance asal Kashmir, pergi ke AS untuk menerima Pulitzer Prize.
“Ini kali kedua saya dilarang terbang ke luar negeri dalam enam bulan,” kata Sanna. “Kali ini, saya dilarang terbang ke AS untuk menerma Pulitzer Prize, momen sekali seumur hidup.”
Kepada Aljazeera, Sanna mengatakan pemerintah India tidak memberikan alasan pencekalan. “Saya kecewa dan patah hati,” katanya.
Sanna berusia 28 tahun. Ia satu dari empat wartawan foto yang bekerja untuk kantor berita Reuters, yang memenangkan Pulitzer Prize berkat liputan tentang pandemi Covid-19.
“Paspor saya dicap ‘dibatalkan tanpa prasangka’. Saya mencoba menghubungi banyak pejabat tapi tidak ada yang menanggapi,” keluh Sanna. “Ini kemunduran besar bagi karier saya.”
Sanna dihentikan otoritas imgirasi Bandara International Indira Gandhi, New Delhi, Selasa malam. Juli lalu, Sanna juga dihentikan dengan cara yang sama dan di tempat yang sama, saat dalam perjalanan ke Paris untuk peluncuran buku dan pameran fotografi.
Liputan Konflik
Sanna bukan sekadar wartawan. Ia adalah aktivis Kashmir. Ia dilarang terbang ke luar negeri karena liputan tentang konflik selama beberapa dekade terakhir di wilayah Himalaya.
Nasionalis HIndu yang berkuasa saat ini mengintensifkan tindakan keras terhadap jurnalis dan aktivis setelah menghapus status khusus Kashmir tahun 2019. Badan Legislatif ditangguhkan, dan Kashmir diperintah langsung dari New Delhi. Akibatnya, hak-hak demokrasi penduduk dibatasi.
Puluhan ribu warga Kashmir terbunuh sejak pemberontakan melawan New Delhi tahun 1989. Setengah juga tentara ditempatkan secara permanen di kawasan itu, yang menjadikan Kashmir salah satu zona termiliterisasi di dunia.
India mengatakan pasukan dikerahkan untuk memadamkan perlawanan bersenjata.
Kashmir adalah wilayah yang disengketakan Pakistan dan India. Keduanya mengklaim wilayah itu secara keseluruhan, yang menyebabkan dua negara bermusuhan berpuluh tahun.