Crispy

Moment Sputnik: AS Akui Tertinggal dalam Perlombaan Senjata dengan Cina

  • Moment Sputnik adalah era ketika AS tertinggal di belakang Uni Soviet dalam perlombaan luar angkasa.
  • Dimulai dengan peluncuran satelit Sputnik oleh Uni Soviet.
  • Kini, AS tertinggal di belakang Cina dalam teknologi hipersonik.

JERNIH — Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan uji rudal hipersonik Cina mengubah karakter perang secara signifikan dan mendekatkan Paman Sam pada Moment Sputnik.

“Saya tidak tahu apakah ini Moment Sputnik, tapi saya pikir itu sangat dekat,” kata Jenderal Mark Milley dalam wawancara dengan Bloomberg TV.

Moment Sputnik mengacu pada peluncuran satelit Sputnik tahun 1957, yang menandakan keunggulan substansial Uni Soviet dalam perlombaan luar angkasa. AS mendefinisikan era itu sebagai Moment Sputnik.

Seperti peluncuran Sputnik, analis memperkirakan uji coba rudal hipersonik Cina akan memunculkan perlobaan teknologi senjata berkelanjutan antara kedua negara.

Pekan lalu, Financial Times melaporkan Cina melakukan dua uji coba rudal hipersonik yang menurut analis dapat mengirim muatan sangat cepat, menghindari sistem radar paling modern, yang membuatnya jauh melampaui kemampuan AS.

Uji coba digelar 27 Juli. Beijing meluncurkan roket yang menggunakan sistem pengeboman orbital pecahan, untuk mendorong kendaraan luncur hipersonik berkemampuan nuklir di sekitar Bumi.

Pada 13 Agustus, Cina melakukan uji coba kedua. AS melongo, gundah, dan dihantui ketakutan tertinggal lebih jauh. Kini, AS berusaha keras memahami kemampuan teknologi baru.

Beijing membantah pemberitaan Financial Times, dengan mengatakan itu bukan uji rudal hipersonik tapi kendaraan luar angkasa yang dapat digunakan kembali.

Pakar Cina mengatakan AS yang memulai penelitian senjata hipersonik. Namun, justru AS yang tertinggal.

Jenderal Milley mengatakan AS juga bereksperiman dan menguji teknologi hipersonik, kecerdasan buatan, robotika, dan lainnya. Sebelumnya Pentagon mengumumkan tiga uji coba rudal hipersonik, salah satunya gagal.

Raytheon, salah satu kontraktor pertahanan AS, memperingatkan AS kini tertinggal beberapa tahun di belakang Cina dalam pengembangan rudal hipersonik.

Menurut Jenderal Milley, kemampuan persenjataan Cina mengubah karakter perang. “Kita harus menyesuaikan militer kita ke depan,” katanya.

Back to top button