Crispy

Nama Wiranto Tak Lagi di Hanura

JAKARTA – Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura telah selesai. Namun nama pendiri Hanura, Wiranto tak ada dalam daftar kepengurusan tersebut.

Struktur DPP Hanura Periode 2019-2024 yang disahkan Menteri Hukum (Menkum) dan HAM, Yasonna H Laoly itu, tertuang dalam Keputusan Menkum HAM nomor M.HH-03.AH.11.01 Tahun 2020 tertanggal 9 Januari 2020.

Menempatkan Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Umum (Ketum) dan Sekretaris Jenderal Hanura didapuk oleh Gede Pasek Suardika, sementara posisi Bendahara Umum ada nama Zulnahar Usman.

Pada jabatan Ketua Dewan Penasihat diisi Jus Usman Sumanegara, dan Wakil Ketua Dewan Pembina dijabat Inas Nasrullah Zubir. Selanjutnya Ketua Dewan Kehormatan, Marwan Paris.

Seluruh kepengurusan baru itu, rencananya dilantik sore ini, Jumat (24/1/2020) di Jakarta.

Sebelumnya, Ketua Acara Pengukuhan Pengurus Hanura, Benny Ramdhani, mengaku telah mengundang eks Ketua Dewan Pembina Hanura, Wiranto untuk hadir pada kegiatan pengukuhan pengurus DPP Hanura 2019-2024.

“Pak OSO dan panitia mengundang Pak Wiranto selaku Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden). Jadi kalau ada diundang sebagai apa, sebagai Ketua Watimpres,” ujarnya di Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Merujuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/RT) Hanura produk Solo, lanjut Benny, dan telah diakui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM), tak ada jabatan dewan pembina yang selama ini diemban Wiranto.

“Mengacu pada anggaran produk Solo yang waktu itu Pak Wiranto masih ketua, tidak ada struktur dewan pembina. Jadi beliau tidak diundang dalam konteks apapun dengan partai, tetapi sebagai Ketua Wantimpres,” katanya.

Sebelumnya, konflik Wiranto dan OSO memanas, setelah OSO berbicara terkait pengkhianat partai pada Musyawarah Nasional (Munas) di Jakarta pada Desember 2019 lalu.

“Partai kita diterjang badai politik yang begitu dahsyat. Badai yang dibangun oleh orang yang pernah dibesarkan Partai Hanura. Pengkhianat partai itu gagal, mereka pindah ke partai lain,” katanya.

Atas tuduhan itu, Wiranto tak tinggal diam. Ia menegaskan, dirinya merupakan pendiri Hanura yang memberikan ide dan gagasan, hingga partai tersebut menjadi besar. Karena itu, menjadi hal aneh bila ia dituduh sebagai penghianat.

“Saya mengkhianati siapa? Ini partai ide saya, gagasan saya, saya dirikan, saya besarkan. Saya perjuangkan mendapatkan posisi terhormat,” katanya.

“Kok saya tiba-tiba dituduh pengkhianat partai, itu bagaimana?,” Wiranto melanjutkan.

Soal tuduhan menggunakan dana partai. Wiranto bersikeras, jika Hanura dibersarkan dengan uang pribadi milikya. “Menuduh saya menggunakan dana partai. Ini agak lucu tatkala saya 10 tahun, partai dari nol belum punya anggota DPR, DPRD, saya membiayai partai (dengan uang) pribadi selama mengikuti dua kali pemilu, ada catatannya,” ujar dia.

Menurut Wiranto, orang yang menuduh dirinya menggunakan uang partai, adalah orang yang dulu dipecat lalu diaktifkan kembali, untuk membuat citranya buruk.

“Yang ngomong itu adalah orang-orang yang saya pecat, kemudian diaktifkan kembali, kemudian bicara jelek-jelekkan mantan ketumnya,” ujar dia. [Fan]

Back to top button