Oey Dji San, Tuan Tanah Krawatji Pelopor Industri Minyak Kemiri

- Oey Dji San memfasilitasi uji coba pengolahan minyak kemiri dengan menyediakan minyak olahan awal.
- Sebelum mengakhiri tugas sebagai kapten Tionghoa Tangerang, minyak kemiri telah menjadi bagian hidup penduduk Pulau Jawa.
JERNIH — Sejauh ini sejarawan dan pemerhati sejarah relatif mengenal Oey Dji San sebagai tuan tanah Krawatji (Karawaci – red) dan Tjilongok. Padahal, ada satu peninggalan Oey Dji San yang bertahan sampai saat ini dan digunakan di kepala setiap orang, yaitu minyak kemiri.
Tijdschrift voor Nijverheid en Landbouw, atau Jurnal Industri dan Pertanian, mencatat peran Oey Dji San sebagai pelopor industri minyak kemiri. Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indièˆ edisi 21 Februari 1913 memberitakan Karel Hayne — ahli botani Belanda yang menulis buku manual pertama mengenai sejarah tumbuhan bermanfaat di Indonesia — yang kali pertama tertarik dengan apa yang dilakuka Oey Dji San.
Hayne datang ke Pulau Jawa tahun 1900 dan bekerja di Koniklijk Paketvaart Matschappij (KMP), perusahaan perkapalan milik Kerajaan Belanda. Ia tak belajar sampai universitas, tapi ketika ditunjuk Melchior Treub menjadi direktur Kebun Botani di Buitenzorg — kini bernama Kebun Raya Bogor — ia menjadikan seluruh kebun sebagai ruang belajar.
Hayne menaruh perhatian serius pada minyak biji rami. Tahun 1912 Pulau Jawa mengimpor minyak biji rami dari berbagai negara sebanyak 1.147.393 liter per tahun. Namun, industri minyak biji rami tidak tumbuh di Pulau Jawa.
Setelah membaca laporan tentang Oey Dji San yang memproduksi minyak kemiri, Hayne melihat peluang menghilangkan ketergantungan akan minyak biji rami. Alasannya, minyak kemiri akan lebih murah dibanding minyak biji rami. Di masa depan, minyak kemiri bisa diproduksi sebanyak kebutuhan.
Sebelum Hayne menyadari potensi pohon kemiri untuk menghasilkan minyak kemiri-cina — demikian orang Belanda menyebutnya — Oey Dji San telah menanam kemiri di atas tanah seluas 200 bouw atau 148 hektar di dua tanah parikelir miliknya; Krawatji dan Tjilongok.
Di Plered, menurut laporan mantan Kontrolir Tangerang, minyak kemiri didatangkan dari Cianjur. Seorang tuan tanah di Cianjur dikabarkan mengikuti langkah Oey Dji San.
Menurut Hayne, minyak kemiri adalah salah satu minyak pengering paling kuat dari semua produk serupa yang dikenalnya. Minyak kemiri, menurutnya, akan mampu bersaing dengan minyak kayu terkenal Tang Joe yang diimpor dari Cina.
Persoalannya adalah perlu ada uji coba terus-menerus untuk menghasilkan produk yang bagus pada tahap awal. Oey Dji San dikabarkan siap memfasilitasi semua ini dengan menyediakan minyak kemiri olahan pertama.
Sebagai orang yang memiliki visi, Oey Dji San berkomitmen menyediakan 26 kaleng minyak kemiri olahan pertama dengan harga 6,30 gulden per kaleng dan free ongkir, alias gratis ongkos kirim.
Sebelum Oey Dji San kehilangan statusnya sebagai kapten Cina Tangerang akibat penghapusan sistem itu, minyak kemiri telah menjadi primadona masyarakat elit dari berbaga ras di Pulau Jawa. Minyak kemiri-cina menggantikan minyak biji rami dan minyak kayu asal Tiongkok.