Pasien Covid-19 Kebal Terinfeksi Lagi Setidaknya 6 Bulan
JERNIH – Orang yang terinfeksi virus corona kemungkinan tidak akan tertular penyakit itu lagi setidaknya selama enam bulan, kata para peneliti di Universitas Oxford, kemarin.
Temuan ini muncul sebagai bagian dari studi skala besar mengenai reinfeksi Covid-19 setelah pengamatan dari para profesional perawatan kesehatan bahwa fenomena tersebut relatif jarang.
Profesor Universitas Oxford David Eyre, salah satu penulis studi tersebut, menyebut temuan itu sebagai ‘kabar baik’. “Kami yakin, setidaknya dalam jangka pendek, kebanyakan orang yang tertular Covid-19 tidak akan tertular lagi,” ujarnya.
Para penulis menyoroti bahwa mereka belum mengumpulkan cukup data untuk membuat penilaian tentang infeksi ulang setelah enam bulan. Namun, studi yang sedang berlangsung memiliki tujuan akhir untuk memverifikasi berapa lama perlindungan dari infeksi ulang bertahan secara total.
Direktur pencegahan dan pengendalian infeksi di mitra studi Rumah Sakit Universitas Oxford (OUH), Katie Jeffery, menyebut temuan itu ‘menarik’. “Ini mengindikasikan bahwa infeksi virus memberikan perlindungan jangka pendek setidaknya dari infeksi ulang,” tambahnya.
Perusahaan bioteknologi AS Moderna mengumumkan minggu ini kandidat vaksinnya hampir 95 persen efektif dalam uji coba, seminggu setelah hasil serupa diumumkan oleh raksasa farmasi Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik penelitian tersebut dengan mengatakan temuan itu memperluas pemahamannya tentang perlindungan virus corona. “Kami benar-benar memuji para peneliti yang melakukan studi tersebut,” ungkap Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan kepada wartawan di Jenewa. Menurutnya, temuan tersebut telah memberikan ‘data terbaik’.
Ryan menambahkan, respons antibodi yang dirinci dalam penelitian itu memberi “harapan untuk periode perlindungan yang lebih lama” dari calon vaksin.
Studi Oxford tentang infeksi ulang mengambil data dari pengujian virus korona reguler dari 12.180 petugas kesehatan di OUH selama 30 minggu. Ditemukan bahwa tidak satu pun dari 1.246 staf dengan antibodi virus corona mengembangkan infeksi bergejala.
Tiga anggota staf dengan antibodi memang dites positif untuk virus yang menyebabkan Covid-19 tetapi semuanya baik-baik saja dan tidak menunjukkan gejala.
WHO mengatakan sedang bekerja dengan 50 negara di mana studi tentang tanggapan antibodi dalam kelompok yang berbeda, seperti pada populasi umum atau di antara petugas kesehatan, sedang berlangsung.
Badan kesehatan PBB mengatakan sedang mengumpulkan hasil tersebut untuk memberikan gambaran yang lebih luas tentang bagaimana pandemi berkembang. [*]