Penentang Kudeta Bentuk Pasukan, Dokter dan Mahasiswa Berlatih di Militer di Hutan-hutan
- Pasukan Keamanan Rakyat dibentuk kelompok anti-rezim militer.
- Tidak ada penjelasan bagaimana mereka diorganisir dan dipersenjatai.
- Yang pasti, di setiap desa telah muncul gerakan perlawanan bersenjata senapan berburu.
JERNIH — Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, yang dibentuk penentang rezim militer, Rabu 5 Mei mengatakan telah membentuk pasukan pertahanan rakyat untuk melindungi pendukungnya dari serangan kekerasan rezim militer.
Dalam pernyataan tertulisnya, Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar mengatakan pasukan baru itu akan menjadi pendahulu Tentara Persatuan Federal, yang bertanggung jawab membuat reformasi efektif di sektor keamanan, dan mengakhiri perang saudara yang berlangsung 70 tahun.
Pasukan Pertahanan Rakyat juga bertanggung jawab menangani serangan militer, dan kekerasan dewan administrasi negara alias rezim militer kepada rakyat.
Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar dibentuk bulan lalu oleh kelompok penentang junta. Mereka berjanji mengakhiri kekeraan, memulihkan demokrasi, dan membangun persatuan demoratis federal.
Belum ada komentar dari rezim militer soal pembentukan pasukan rakyat.
Myanmar diperinta militer hampir setengah, atau sejak 1962. Sepuluh tahun lalu, para jenderal melancarkan transisi tentatif menuju demokrasi.
Proses ini terhenti oleh kudeta, yang memicu kemarahan banyak orang yang tidak ingin lagi diperintah militer.
Pemerintah Persatuan Nasional tidak merinci bagaimana kekuatanbaru akan diorganisir atau dipersenjatai, ataubagaimana mereka mencoba mencapai tujuannya. Yang pasti mereka akan menghadapi Tatmadaw, salah satu pasukan paling tangguh di Asia Tenggara.
Terlepas dari reputasi Tatmadaw, penentang kudeta di banyak kota telah melawan dengan berbagai cara. Mereka mempersenjatai diri dengan senapan berburu dan rakitan.
Penentang kudeta yang tak bisa menggunakan senjata mendatangi hutan-hutan di perbatasan Thailand, untuk mendapatkan pelatihan dari Tentara Serikat Nasional Karen (KNU).
Mereka yang mendapat pelatihan adalah dokter pembangkang, mahasiswa, insinyur, pekerja pabrik, dan pekerja kerah biru. KNU adalah etnis pemberontak tertua, mereka memerangi Tatmadaw dan suku-suku lain untuk menegaskan klaim wilayah dan mengininkan otonomi penuh.
Ledakan Mematikan
Kekerasan di Myanmar dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan, dengan bentuknya yang paling baru. Di beberapa kota terjadi serangan bom yang menargetkan kantor pemerintah dan fasilitas militer.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan itu. Sedangkan militer menuduh ledakan dilakukan orang-orang yang bertekad membuat Myanmar tidak stabil.
Lima orang tewas dalam ledakan pekan ini. Salah satunya mantan anggota parlemen NLD. Global New Light of Myanmar, surat kabar yang dikendalikan tentara, menuduh anggota parlemen NLD yang tewas itu sebagai pembuat bom.
Surat kabar itu mengatakan pasukan keamanan menggeledah lokasi ledakan di pusat kota Bago, dan menemukan kabel, baterei, dan telepon yang rusak.