Crispy

Presiden Brasil Jair Bolsonaro: Tidak Ada yang Bertanggung Jawab Soal Efek Samping Vaksin

  • Jika Anda jadi buaya setelah divaksin, itu bukan urusan produsen.
  • Jika wanita tumbuh jangguh setelah divaksin, tidak ada yang boleh menuntut.

Rio de Janeiro — Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengingatkan rakyatnya bahwa produsen vaksin tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun.

“Dalam kontrak dengan Pfizer jelas terbaca; kami tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun,” kata Bolsonaro.

Jadi, lanjut Bolsonaro, jika Anda berubah jadi buaya , atau jadi manusia super, atau wanita tiba-tiba tumbuh janggut, dan pria bersuara seperti banci setelah divaksin, pembuat vaksin lepas tangan.

Kalimat di atas, menurut sejumlah wartawan di Brasil, adalah ekspresi ketidak-percayaan Presiden Bolsonaro kepada produsen obat. Ekspresi itu menjadi jelas dengan pernyataan Bolsonaro bahwa vaksinasi tidak wajib, tapi setiap warga Brasil memiliki akses ke vaksin.

Bolsonaro secara tegas mengatakan tidak akan menerima vaksin, menolak disebut memprovokasi rakyatnya untuk tidak menerima vaksin

Pada 13 Desember 2020 Kementerian Kesehatan Brasil mengumumkan rencana memvaksinasi 51 juta kelompok prioritas; petugas kesehatan dan manula. Rencananya vaksinasi berlangsung lima bulan.

Rencana ini dikritik habis-habisan, karena tidak menetapkan waktu vaksinasi dimulai. Sedangkan Gubernur Sao Paulo João Doria menempuh jalan sendiri, dengan membeli vaksin Sinovac Cina untuk rakyatnya.

Di luar Sao Paulo, Brasil berkomitmen mendatangkan 100 juta dosis vaksin AstraZeneca dengan harga 390 juta dolar AS. Brasil juga menyiapkan produksi vaksin di Fiogruz Institute.

Jumlah itu belum cukup. Brasil membeli lagi 42,5 juta dosis vaksin dengan fasilitas COVAX, dan 70 juta dosis vaksin Pfizer.

Brasil memiliki angka kematian Covid-19 tertinggi kedua di dunia, yaitu 186,356. AS masih menempati urutan pertama dalam jumlah kematian, yaitu 315 ribu jiwa.

Back to top button