Crispy

RIP: Magawa Si Tikus Pahlawan Pencari Ranjau di Kamboja Meninggal

  • Magawa menjadi tikus pertama yang menerima penghargaan People’s Dispensary for Sick Animals.
  • Selama bertugas ia menemukan 100 ranjau. Artinya, dia menyelamatkan ratusan orang dari kematian.

JERNIH — Magawa, tikus besar pengendus ranjatu darat dan bahan peledak yang bertugas di Kamboja, mengembuskan nafas terakhir pada usia delapan tahun.

APOPO, lembaga non-profit Belgia yang mendedikasikan diri mencari ranjau di wilayah konflik, mengatakan kepergian Magawa menimbulkan kesedihan relawan pendeteksi ranjau yang bekerja di Kamboja.

“Magawa dalam keadaan sehat dan menghabiskan sebagian besar pekan lalu degnan bermain,” kata APOPO dalam pernyataan resminya. “Jelang akhir pekan lalu dia mulai melambat. Lebih banyak tidur siang dan kurang minat makan pada hari-hari terakhirnya.”

Di situs resminya, APOPO memberi tempat khusus untuk Magawa. HeroRAT, demikian Magawa dipanggil, menemukan 100 ranjau dan bahan peledak selama bertugas di pedalaman Kamboja.

Juni 2021 Magawa pensiun. Ia tidak lagi mengendus-endus tanah, menemukan ranjau, dan memberi tahu relawan. Hari-harinya dihabiskan dengan bersantai bersama orang-orang yang mengaguminya.

Warisan Perang Saudara

Kamboja adalah satu dari tiga negara paling dilanda konflik bersenjata. Setelah Khmer Merah terdepak dari Phnom Penh oleh serangan Vietnam, sekujur Kamboja menjadi ladang ranjau.

APOPO memperkirakan ladang ranjau Kamboja membentang 1.000 kilometer persegi. Ranjau menjadi pembunuh di bawah kaki masyarakat Kamboja. Kapan pun ranjau terinjak, orang di atasnya akan mati atau kehilangan anggota tubuh.

Sejumlah hewan dilibatkan dalam pencarian, tapi tikus besar Afrika adalah yang paling cocok. APOPO mendatangkan tikus besar Afrika, dan melatihnya.

Magawa didatangkan dari Tanzania ke Kamboja tahun 2016. Ia bertugas di Siem Reap, wilayah yang bertahun-tahun menjadi tempat pertempuran. Di sini, Magawa menjalani tugasnya.

Menggunakan tikus membuat pencarian ranjau kurang berbahaya bagi manusia. Meski besar, tikus Afrika bertubuh ringan. Ranjau yang terinjak tidak akan meledak.

Kehadiran Magawa membuat tugas manusia terbatas pada menjinakan dan mengelurkan ranjau dari bawah tanah.

Penghargaan untuk Magawa

“Kami semua kehilangan Magawa,” kata APOPO di situsnya. “Kontribusi Magawa memungkinkan komunitas di Kamboja melanjutkan hidup, bekerja, bermain, tanpa takut kehilangan nyawa.”

Tahun 2020, Magawa dianugerahi medali emas oleh People’s Dispensary for Sick Animals yang berbasis di Inggris. Magawa terkenal di seluruh dunia berkat keberanian dan pengabdian menyelamatkan nyawa.

Magawa menjadi tikus pertama yang menerima penghargaan itu. Ia disapa oleh semua relawan dan orang-orang yang datang ke Siem Reap.

Heng Ratana, direktur jenderal Pusat Aksi Ranjau Kamboja, mengatakan menggambarkan risiko mematikan dalam kerja pembersihan ranjau. Senin lalu, katanya, tiga relawan dari kelompok Ranjau Swadaya Kamboja tewas oleh ledakan ranjau anti-tank.

Magawa telah tiada. Tugasnya diambil alih oleh rekan pengerat dari kampung halamannya di Afrika, yang entah berapa jumlahnya.

“Pahlawan kami kini beristirahat dalam damai,” kata APOPO.

Back to top button