Rusia: Bosnia-Herzegovina akan Bernasib Seperti Ukraina Jika Berani Gabung NATO
- Rusia punya ‘tangan’ untuk ngemplang Bosnia-Herzegovina yang nekad gabung NATO, yaitu Serbia.
- Serbia tak perlu menginvasi Bosnia-Herzegovina, cukup memberi instruksi Republik Sprska.
- Invasi ke Ukraina membuat Rusia merasa berhak mengancam siapa saja.
JERNIH — Igor Kalbukhov, duta besar Rusia untuk negara-negara Balkan, mengancam Bosnia-Herzegovina untuk tidak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
“Bosnia-Herzegovina punya hak untuk memutuskan bergabung dengan NATO atau tidak,” kata Kalbukhov kepada penyiar FTV Bosnia-Herzegovina dan dikutip Daily Sabah. “Jika Bosnia-Herzegovina memutuskan bergabung dengan aliansi apa pun, itu masalah internal. Tanggapan kami adalah hal berbeda.”
BACA JUGA:
- Rusia: Swedia dan Finlandia Jangan Coba-coba Jadi Anggota NATO
- Takut Bernasib Seperti Ukraina, Finlandia Pertimbangkan Gabung NATO
Ukraina, masih menurut Kalbukhov, adalah contoh yang diharapkan Rusia karena Moskwa akan merespon jika ada ancaman. “Barat adalah ancaman bagi keamanan Bosnia-Herzegovina, tapi dengan menuduh Rusia mempersiapkan sebuah rencana,” katanya.
Moskwa, lanjut Kalbukhov, tidak memiliki rencana dalam pengerjaan, tapi akan merespon setelah menganalisis situasi strategis dan geopolitik. Keanggotaan NATO juga tidak layak untuk negara Balkan, mengingat kurangnya konsensus mengenai masalah di negara itu.
Pemimpin Eropa dan pejabat NATO memberi makan Kyiv dengan janji menerima Ukraina dalam aliansi trans-Atlantik. Itulah yang membuat Moskwa marah. Setelah invasi Rusia ke Ukraina semua janji itu memudar, atau hanya omong kosong.
Beberapa dari 30 negara NATO memasok senjata, amunisi, dan perlatan tempur, ke Ukraina tapi NATO sebagai organisasi menolak melakukannya.
Skenario Moskwa adalah jika Bosnia-Herzegovina nekad melawan takdirnya, dan memutuskan gabung NATO, Serbia dipastikan akan menjalankan perintah Rusia untuk menghabisi negeri berpenduduk Muslim di Balkan itu.
Serbia juga tak perlu menginvasi Bosnia-Herzegovina, sebab ada Republik Sprska — enclave etnis Serbia di dalam Bosnia-Herzegovina — yang siap menjalankan perintah Belgrade. Jika itu terjadi, mesin pembantai Serbia beroperasi lagi.