Crispy

Presiden Zelensky Melunak, tak Berminat Lagi Jadi Anggota NATO

  • Berbicara melalui penerjeman, Presiden Zelensky mengatakan tak ingin berlutut untuk memohon kepada orang lain.
  • NATO ternyata tak siap menerima Ukraina sebagai anggotanya.
  • Situasi perang diharapkan berubah, dan perundingan digelar.

JERNIH — Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina tidak lagi ngotot ingin jadi anggota NATO, dan terbuka untuk berkompromi soal status dua wilayah pro-Rusia di dalam negaranya.

“Saya telah lama merenung untuk memahami bahwa NATO tidak siap menerima Ukraina,” kata Zelensky dalam wawancara yang disiarkan ABC News dan dikutip Al Arabiya.

“NATO takut akan hal-hal kontroversial, dan berkonfrontasi dengan Rusia,” lanjutnya.

BACA JUGA:

Berbicara melalui penerjemahnya Zelensky mengatakan tidak ingin menjadi presiden sebuah negara yang memohon sesuatu kepada orang lain dengan berlutut.

Salah satu alasan invasi Rusia ke Ukraina adalah Zelensky terus mendesak NATO menerima permohonannya. Di sisi lain, NATO tahu apa yang akan dilakukan Rusia.

Rusia tidak ingin seluruh negara eks Uni Soviet bergabung dengan NATO. Setelah Uni Soviet bubar, negara-negara pecahan imperium komunis Rusia menjadi penyangga.

Terdapat 25 juta orang Rusia di negara-negara eks-Uni Soviet di sekujur Rusia, dengan 12 juta di antaranya berada di Ukraina. Moskwa akan memanfaatkan pemukim Rusia mempengaruhi politik dalam negeri setiap negara eks-Soviet, atau kalau perlu mempersenjatai seperti di Ossetia Selatan, Donbass, dan Luhansk.

Satu-satunya negara bukan eks-Uni Soviet mendapat ancaman itu adalah Finlandia. Negara ini bukan lepas dari Uni Soviet tapi dari Kekaisaran Rusia.

Uni Soviet berusaha mencaploknya lagi lewat dua perang di sepanjang Garis Mannerheim yang terkenal, tapi gagal. Moskwa akhir merestui pemisahan Finlandia dengan syarat jangan pernah Helsinki menjadi bagian blok Barat.

Sejak Uni Soviet runtuh, NATO melakukan ekspansi ke Eropa Timur dengan merangkul semua negara eks-Pakta Warsawa; Rumania, Polandia, Hongaria, Republik Cek, Slovakia, dan Bulgaria.

Rusia melihat perluasan NATO sebagai ancaman. Khusus Ukraina, Rusia akan kehilangan martabat jika tanah nenek moyang bangsa jatuh ke tangan Barat.

Peradaban Rusia lahir di Kyiv. Ukraina, dalam bahasa Vladimir Putin, adalah milik Rusia. Jika Rusia tidak bisa memilikinya, orang lain pun tidak.

Perubahan sikap Zelensky diharapkan mengubah suasana perang. Setidaknya akan ada dorongan ekstra untuk berunding.

Jika itu terjadi, Putin akan mengajukan satu syarat penting; Ukraina melepas Donbass dan Luhansk, dan mengakuinya sebagai negara berdaulat dan mandiri.

Pada akhirnya, Zelensky akan kehilangan wilayah lagi. Setelah tahun 2014 Ukraina kehilangan Krimea.

Back to top button