Rusia Serang Reaktor Nuklir Zaporizhzhia, Chernobyl Kedua tak Terhindarkan
- PLTN Zaporizhzhia adalah yang terbesar di Eropa, dan kini dijaga serdadu Ukraina.
- Penduduk dan pekerja reaktor memasang barikade di jalan menuju reaktor, dan berjanji akan melawan.
- Jika Rusia menyerang bencana nuklir terbesar di dunia tak terhindarkan.
JERNIH — Rusia, Rabu 2 Maret, mengepung Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di selatan Ukraina, yang membuat para ahli memperingatkan akan kemungkinan bancana nuklir.
“Kota Enerhodar, tempat PLTN terbesar di Eropa berada, sedang mempersiapkan pertempuran dengan penjajah,” kata Anton Gerashchenko, pejabat pemerintah kota. “PLTN dijaga pahlawan Pengawal Nasional Ukraina. Mereka tidak akan menyerah. Akan ada perang besar di sekitar lokasi reaktor.”
BACA JUGA:
- Imbas Perang Rusia-Ukraina: Roman Abramovich Jual Chelsea
- Ukraina Klaim Lumpuhkan Lagi Pasukan Elit Chechnya
Seorang pejabat di Kiev, ibu kota Ukraina, mengatakan Rusia berisiko menciptakan Chernobyl Baru jika melanjutkan serangan ke PLTN Zaporizhzhia.
Ratusan penduduk dan pekerja membarikade jalan ke arah PLTN, dan mereka bertekad melakukan perlawanan sampai orang terakhir untuk mempertahankan asset penting itu.
Menurut Gerashchenko, bom Rusia kemungkinan tidak akan menembus cangkang beton reaktor nuklir itu tapi pasti merusak transformator, turbin, dan peralatan lain yang diperlukan untuk keselamatan PLTN.
Jadi, menurut Gerashchenko, kecelakaan nuklir seperti Chernobyl atau Fukushima bisa terjadi. “Wajai jenderal rusia, pikirkan lagi,” kata Gerashchenko.
Kepada pengawas energi atom PBB, IAEA menyatakan keprihatinan atas kemungkinan serangan Rusia ke PLTN Zaporizhzhia menghancurkan peralatan pengaman reaktor.
Rafael Mariano Grossi, direktur jenderal IAEA, mengatakan kecelakaan reaktor akan memiliko konsekuensi parah bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Rusia sebelumnya merebut reaktor Chernobyl yang tak aktif sejak meledak April 1986. Penjaga melawan, tapi pejabat memperingatkan serangan ke depot limbah dapat menyebarkan awan debu radiokatif ke seluruh Eropa.
Data pemantauan radiasi otomatis di Chernobyl menunjukan tingkat kontrol dosis radiasi di zona eksklusi melampaui tingkat aman. Inspektorat Regulasi Nuklir Ukraina menyalahkan Rusia yang kendaraan militernya mengganggu lapisan tanah di lokasi sensitif.