Crispy

Setelah Ditekan di Berbagai Negara, Huawei Bisa Gigit Jari

Saingan Huawei lainnya, termasuk Ericsson, diperkirakan akan menandatangani kesepakatan serupa di seluruh negeri dalam beberapa bulan mendatang. Bagi Samsung pun, kesengsaraan Huawei bertepatan dengan keuntungan tahunan sebesar 10,6 miliar dolar AS

JERNIH—Hal yang paling pokok dalam kasus penarikan Huawei dari bisnis jaringan global adalah peluang tahunan senilai 27 miliar dolar AS  bagi para pesaingnya untuk menjadi penyedia 5G dan layanan telekomunikasi lainnya sebagai operator domestic. Di sana tentu saja ada  Nokia, Ericsson, serta Samsung.

Pernyataan tersebut keluar dari Ryan Koontz, analis di Rosenblatt Securities. “Ini adalah transisi ekonomi yang masif,”ujar Koontz kepada Forbes. Ia menegaskan, hal itu relatif mendesak operator-operator tersebut untuk melakukan perubahan.

Menurut Koontz, peluang pasar senilai multi-miliar dolar, yang bergantung pada angka penjualan Huawei tersebut tidak akan menguap dalam semalam. Namun, hal itu kemungkinan akan diserap selama tiga hingga empat tahun ke depan.

Karena sebagian besar peralatan Huawei tidak ada di AS, sanksi terbaru terutama memengaruhi pasar Asia, Amerika Latin, dan Eropa. Di Eropa, raksasa telekomunikasi sudah pindah. Nokia mengumumkan pada Jumat (9/10), mereka telah dipilih oleh Orange dan Proximus untuk membantu membangun jaringan 5G di Belgia setelah operator lokal ditekan untuk menghentikan perusahaan Cina tersebut. Kesepakatan itu sangat penting mengingat peran Belgia sebagai rumah eksekutif dan parlemen Uni Eropa, dan NATO.

Pada pekan lalu Nokia menandatangani kesepakatan dengan BT, perusahaan telekomunikasi terbesar di Inggris Raya, untuk menghentikan operasi Huawei di sana. Meski nilai kesepakatan itu tidak diungkapkan, menurut Forbes, Earl Lum–pendiri perusahaan riset EJL Wireless Research, memperkirakan nilainya bisa mendekati 4,5 miliar dolar AS.

Saingan Huawei lainnya, termasuk Ericsson, diperkirakan akan menandatangani kesepakatan serupa di seluruh negeri dalam beberapa bulan mendatang. Bagi Samsung pun, kesengsaraan Huawei bertepatan dengan keuntungan bagi neracanya. Pada Kamis (8/10), perusahaan tersebut melaporkan pihaknya memperkirakan laba kuartal ketiga akan melonjak 58 persen secara tahun ke tahun menjadi 10,6 miliar dolar AS.

Perusahaan-perusahaan itu kemungkinan akan berebut kontrak domestik Huawei selama tahun-tahun mendatang. “Ini akan menjadi periode yang sangat kacau,” kata Paul Triolo, kepala Geo-teknologi di perusahaan konsultan Eurasia Group. “Namun itu pasti akan terjadi. Saya tidak melihat kemungkinan Huawei dapat terus bermain.”

Beberapa putaran sanksi AS telah membekap bisnis jaringan raksasa telekomunikasi Cina itu dan rencana 5G-nya dengan menargetkan aksesnya ke chip semikonduktor, yang signifikan bagi kelangsungan infrastrukturnya. Mengutip masalah keamanan nasional, pemerintahan Trump pada Agustus menjatuhkan sanksi yang mencegah perusahaan semikonduktor asing menjual chip yang dikembangkan dengan teknologi Amerika ke Huawei, tanpa terlebih dahulu mendapatkan lisensi.

Pengamat industri secara luas melihat sanksi tersebut sebagai akhir masa depan Huawei sebagai penyedia 5G terkemuka, karena bisnis peralatan jaringannya (yang mencakup Jaringan Akses Radio dan komunikasi nirkabel dan broadband) sebagian besar bergantung pada semikonduktor. Terlepas dari bisnis seluler konsumen yang besar, sebagian besar penjualan Huawei di luar Cina berasal dari kontraknya dengan operator domestik.

Untuk mengantisipasi sanksi, Huawei diyakini telah menimbun chip semikonduktor senilai miliaran dolar, tetapi analis yakin stoknya dapat habis dalam waktu satu tahun. [Forbes]

Back to top button