Turki Peringatkan Yunani Atas Latihan Militer di Chios
“Kami berharap Yunani menghidupkan kembali semua saluran dialog dengan Turki tanpa prasyarat apa pun. Prasyarat menghasilkan kontra-prasyarat, dan itu bukan cara yang baik dalam pembicaraan antara dua tetangga..”
JERNIH– Turki telah mengeluarkan NAVTEX baru sebagai tanggapan atas rencana Athena melakukan latihan militer dari Pulau Chios milik Yunani. Menurut Ankara, Yunani telah memiliterisasi pulau itu dan melanggar Perjanjian Perdamaian Lausanne yang ditandatangani di Swiss pada tahun 1923.
“Pesan NAVTEX, nomor la08-206/20, ada pelanggaran terhadap status demiliterisasi Pulau Chios yang ditetapkan Perjanjian Perdamaian Lausanne 1923,” Stasiun NAVTEX İzmir Turki mengumumkan pada 14 September.
Pengumuman NAVTEX tersebut dikelaurkan Turki, menyusul rencana latihan militer yang akan dilakukan Yunani di wilayah Chios. Turki menegaskan, rencana aktivitas Yunani itu melanggar status demiliterisasi pulau tersebut, demikian dinyatakan sumber Hürriyet Daily News. Peringatan Ankara itu datang saat Turki menangguhkan aktivitas kapal penelitian seismiknya, Oruç Reis, di Mediterania timur pada akhir pekan lalu untuk tujuan “maintenance”. Di lain pihak, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyambutnya sebagai “langkah pertama yang positif.”
Yunani siap mengadakan pembicaraan dengan Turki untuk membahas masalah yurisdiksi maritim di Mediterania timur, kata Mitsotakis pada 15 September, dalam konferensi pers bersama Presiden Dewan Eropa Charles Michel. “Athena siap untuk “sesegera mungkin” memulai pembicaraan dengan Ankara,”kata Mitsotakis.
Di sisi lain, delegasi Yunani dan Turki bertemu untuk kedua kalinya di markas NATO di Brussel pada 15 September, sebagai bagian dari inisiatif Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg tentang pembicaraan untuk meredakan konflik.
“Turki mendukung inisiatif NATO menuju de-konflik dan inisiatif Jerman untuk de-eskalasi dengan tujuan akhir menghidupkan kembali mekanisme bilateral yang sudah mapan antara Turki dan Yunani,” tulis Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu, dalam sebuah artikel di harian Yunani, Kathimerini, pada 15 September.
“Kami berharap Athena memahami bahwa itu adalah dua hal yang berbeda. Turki cukup menghormati Yunani untuk tidak mau bernegosiasi dan setuju dengan pihak lain atas masalah yang harus diselesaikan langsung antara kedua tetangga,”kata Çavuşoğlu.
Dia menekankan bahwa Turki secara alami akan tegas menolak upaya-upaya yang merugikan kepentingan fundamentalnya. “Kami mempertahankan kehadiran angkatan laut di wilayah tersebut bukan untuk tujuan ofensif, tetapi untuk pertahanan diri terhadap gangguan pada kegiatan penelitian seismik kami di benua kami, sesuai hukum internasional sejak 16 tahun lalu.”
Menteri luar negeri Turki itu menambahkan, dialog dan negosiasi merupakan cara pertama dan terpenting dalam hukum internasional untuk mengatasi masalah batas laut. “Karena itu, kami berharap Yunani menghidupkan kembali semua saluran dialog dengan Turki tanpa prasyarat apa pun. Prasyarat menghasilkan kontra-prasyarat, dan itu bukan cara yang baik dalam pembicaraan antara dua tetangga,”katanya.
Menteri luar negeri Turki juga mengadakan percakapan telepon dengan mitranya dari Amerika pada 14 September, menurut sumber diplomatik. Çavuşoğlu dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membahas hal-hal terkait dengan Siprus Turki dan Mediterania timur. Selama akhir pekan, Pompeo mengunjungi Siprus Yunani, segera setelah pencabutan embargo senjata AS di negara itu.
Turki mengecam kedua langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa Pompeo seharusnya juga mengunjungi Siprus Turki dan bahwa mencabut embargo senjata hanya meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Pertemuan teknis NATO antara delegasi militer Turki dan Yunani dimulai pada 15 September di markas besar aliansi untuk membahas metode untuk mengurangi risiko insiden di Mediterania Timur, menurut Kementerian Pertahanan Turki. Pembicaraan itu direncanakan setelah pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Pertemuan awal diadakan pada 10 September lalu. [Hürriyet Daily News]