Varian Covid-19 Ditemukan 23 Mutasi
JERNIH – Varian baru virus corona dilaporkan mengandung 23 substitusi nukleotida atau mutasi. Mutan virus yang awalnya ditemukan di Inggris itu, kini menjadi kekhawatiran seluruh dunia.
Varian baru virus corona Berlabel SARS-CoV-2 VOC 202012/01ini dilaporkan kepada World Health Organization (WHO) pada 14 Desember lalu. Selanjutnya, pada 26 Desember, varian baru telah diidentifikasi dari pengambilan sampel rutin dan pengujian genom di seluruh Inggris.
Pada 26 Desember, varian baru telah diidentifikasi dari pengambilan sampel rutin dan pengujian genom yang dilakukan di seluruh Inggris. Temuan awal menunjukkan itu virus jenis baru ini lebih mudah menular.
Sejauh ini, tidak ada perubahan dalam tingkat keparahan penyakit, diukur dari lama rawat inap dan kasus kematian 28 hari. Mengingat pengetahuan ini, bisa jadi tingkat keparahan penyakit varian ini berubah.
Saat ini, tidak ada kekhawatiran bahwa SARS-CoV-2 VOC 202012/01 lebih mungkin menginfeksi kembali orang dibandingkan dengan varian virus corona lain yang beredar. Namun, virus ini telah menyebar ke seluruh dunia, sekarang dilaporkan sudah diidentifikasi ada di 31 negara lain.
Mengapa ada begitu banyak varian virus corona? Dr Jeremy Ross, menulis untuk Science Focus, membenarkan bahwa virus bermutasi. “Mayoritas mutasi tidak akan berdampak pada virus atau penyakit,” jelasnya.
Namun, WHO tetap mengawasi SARS-CoV-2 karena beberapa mutasi memungkinkan pertumbuhan yang lebih besar, penularan atau pengaruhnya kepada sistem kekebalan. “Mutasi dapat terjadi kapan saja,” tambah Dr Ross, tetapi untungnya SARS-CoV-2 bermutasi dengan sangat lambat. [*]