Veritas

Bocor: Demi Menang Pilpres, Trump Ancam Pejabat Georgia

Selama panggilan telepon, Trump membujuk, menghina, bahkan mengancam Raffensperger, ketika dia mencoba meyakinkannya untuk membatalkan hasil Pilpres.

JERNIH– Presiden AS Donald Trump ditengarai kuat telah menekan pejabat tinggi negara bagian Georgia untuk “menemukan” cukup suara agar bisa membalikkan kekalahannya di negara bagian itu. Hal itu diperoleh berdasarkan rekaman percakapan telepon selama satu jam yang dirilis hampir semua media AS, hari ini atau Minggu (3/1) waktu setempat.

Itu menjadi langkah terbaru dalam upaya Trump untuk mengklaim, kekalahannya dari Presiden terpilih Demokrat Joe Biden dalam Pilpres 3 November adalah hasil dari kecurangan. Klaimnya tersebut telah ditolak secara luas oleh negara-negara bagian serta beberapa pengadilan.

Panggilan telepon Trump ke Menteri Luar Negeri Georgia Brad Raffensperger itu terjadi ketika beberapa sekutu Trump di Kongres AS mengatakan mereka berencana untuk menolak sertifikasi formal pada Rabu (6/1) tentang kemenangan Biden.

Sebuah karikatur tentang Trump

Biden menang dengan selisih 306-232 di Electoral College, dan dengan lebih dari tujuh juta suara secara keseluruhan.

Dalam panggilan telepon itu, yang dirilis antara lai oleh The New Yorkl Times dan Washington Post, Trump berulang kali menekan Raffensperger, yang sama-sama dari Partai Republik, untuk menyatakan Trump telah memenangkan suara lebih banyak daripada Biden.

“Yang ingin saya lakukan adalah: saya hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, lebih banyak dari yang kita miliki,” kata Trump, menurut rekaman telepon tersebut. “Tidak ada yang salah bila Anda mengatakan telah menghitung ulang.”

Negara bagian Georgia telah melakukan tiga penghitungan suara terpisah, menghasilkan dua sertifikasi resmi atas kemenangan Biden. Hasil akhir menunjukkan Biden memenangkan 11.779 suara lebih banyak daripada Trump.

Raffensperger dan penasihat umum kantornya menolak pernyataan Trump. “Presiden, tantangan yang Anda miliki adalah data yang Anda miliki salah,” ujar Raffensperger.

Bob Bauer, penasihat senior Biden, mengatakan rekaman itu menangkap “keseluruhan cerita memalukan tentang serangan Donald Trump terhadap demokrasi Amerika”.

“Kita sekarang memiliki bukti tak terbantahkan tentang presiden yang menekan dan mengintimidasi pejabat partainya sendiri agar dia bisa membantah hasil penghitungan suara resmi negara bagian,” ujar Bauer.

Tindakan Trump tersebut menuai kritik langsung dari para ahli hukum pemilu dan anggota Kongres dari Partai Demokrat yang mengatakan itu bisa menjadi tindakan ilegal. “Tidak hanya menekan pejabat pemilu, yang melanggar hukum, mengancam Raffensperger jika dia tidak mematuhi keinginan Trump sama saja dengan pemerasan,”ujar Senator Paryai Demokrat, Dianne Feinstein.

Profesor hukum Universitas Negeri Georgia, Anthony Michael Kreis, mengatakan, Trump mungkin telah melanggar undang-undang negara bagian dan federal yang melarang kecurangan pemilu.

“Jika ada orang lain yang melakukan ini, orang lain yang memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi pejabat pemilu, tidak diragukan lagi penyelidikan kriminal akan segera dibuka,” kata Prof Kreis.

Kemenangan tipis Biden di Georgia adalah kemenangan pertama bagi calon presiden dari Partai Demokrat dalam satu generasi. Hasil itu telah meningkatkan harapan di antara Partai Demokrat bahwa mereka dapat memenangkan dua pemilu Senat AS di negara bagian itu pada Selasa (5/1), memberikan kendali kepada partai mereka atas Kongres.

Selama panggilan telepon, Trump membujuk, menghina, bahkan mengancam Raffensperger, ketika dia mencoba meyakinkannya untuk membatalkan hasil Pilpres. “Kita memenangkan pemilu dan tidak adil jika kemenangan ini diambil dari kita begitu saja,” kata Trump. “Saya pikir Anda harus mengatakan, Anda akan memeriksanya kembali.”

Sejak kekalahannya dalam Pilpres, Trump telah mendorong para pendukungnya untuk mengadakan aksi unjuk rasa jalanan yang terkadang berujung pada kekerasan.

Raffensperger dan petugas pemilu lainnya di seluruh negeri telah menghadapi pelecehan dan ancaman. Itu membuat beberapa di anara mereka bersembunyi demi keselamatan.

Bahkan jika Trump telah memenangkan 16 suara Electoral College Georgia, dia masih akan kalah melawan Biden, yang akan dilantik pada 20 Januari. [The New York Times/The Washington Post]

Back to top button