Wabah Covid-19 di Kapal Induk AS, Komandan Kirim Surat Mengenaskan
Washington — Kapten Brett Crozier, komandan kapal induk AS Theodore Roosevelt, mengirim pesan mengenaskan soal nasib 5.000 awaknya yang terancam terjangkit virus korona.
The Guradian melaporkan dalam surat empat halaman tulis tangan Kapten Crozier menggambarkan situasi suram di atas kapal bertenaga nuklir, menyusul banyak pelaut yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19.
Ini bukan laporan pertama. Sepekan lalu, Kapten Crozier melaporkan adanya kasus Covid-19 di kapalnya. Angkatan Laut AS segera bertindak, menaik kapal ke Pelabuhan di Guam — wilayah AS di Pasifik Barat.
Baca Juga:
— Gedung Putih Perkirakan 100 Ribu-240 Ribu Warga AS Tewas Akibat Covid-19
— Di New York, Kamar Jenasah Tak Muat, Korban Covid-19 Disimpan Dalam Truk Es
— Covid-19: AS Lampaui Cina dalam Jumlah Kasus, tapi Ini Baru Awal
“Kami tidak memiliki ruang karantina dan isolasi yang cukup,” tulisnya. “Akibatnya, upaya memperlambat penularan gagal.”
Kapten Crozier menyeru perlunya tindakan tegas, dan mengeluarkan 4.000 pelaut dari kapal dan mengisolasi mereka.
Kapal Induk Theodore Roosevelt membawa sejumlah pesawat tempur. Artinya, di dalam kapal terdapat sejumlah pilot.
“Kami tidak sedang berperang. Jadi, pelaut tidak perlu mati,” tulisnya lagi. “Jika kita tidak bertindak sekarang, kita gagal merawat aset kita paling terpercaya, yaitu pelaut.”
Pejabat AS, berbicara tanpa menyebut jati diri, hampir 80 persen dari 5.000 pelaut di kapal induk itu terjangkit Covid-19. Jumlahnya cenderung meningkat, karena belum semua perseonel menjalani tes.
Angkatan Laut AS menolak mengkonfirmasi dengan tepat berapa jumlah pelaut terjangkit di kapal itu. Angkatan Laut AS selama ini hanya menyuplai perlengkapan setara dengan kotal kecil di AS.
Surat Kapten Crozier kali pertama dipublikasikan San Fransisco Chronicle, dan isinya dikonfirmasi kantor berita Reuters ke pejabat AS.
Dalam surat itu Kapten Crozier juga mengatakan akan ada tantangan mengamankan akomodasi individu untuk kru agar aman. Artinya, evakuasi seluruh kru akan sangat sulit, apalagi mengkarantina mereka.
Guam, tempat kapal induk itu berlabuh, adalah hotspot Covid-19 wilayah Pasifik. Saat ini, Guam sedang berjuang mengatasi beban kasus terjangkit yang terus meningkat.
Pacific Daily News memberitakan Guam memiliki 58 kasus Covid-19 terkonfirmasi, dengan dua kematian. Pihak berwenang mengatakan Washington berjanji memberi lebih banyak testing kit.
Namun ada kekhawatiran baru, kapasitas rumah sakit di Guam tak kuasa menampung pasien, dan kematian akan meningkat.
Thomas Moldy, sekretaris Angkatan Laut AS, mengatakan pihaknya sedang membicarakan untuk mengubah hotel atau mendirikan tenda untuk merawat pelaut yang sakit. Jika keduanya selesai, pelaut bisa turun dari kapal.
“Ini bukan kapal pesiar,” kata Moldy. “Pelaut tidak boleh turun seperti di kapal pesiar. Kapal induk memiliki persenjataan dan belasan pesawat.”
Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan bukan waktunya mengevakuasi pelaut dari kapal induk. Ia mengaku belum membaca surat sang kapten.
Laksamana John Auilino, komandan Armada Pasifik AS, mengatakan ada rencana untuk mengambil beberapa pelaut dari kapal, menguji, dan mengkarantina mereka. Kapal juga harus dibersihkan.