Wabah Covid-19 di Kapal Induk USS Theodore Roosevelt, 3.000 Pelaut akan Dievakuasi
Washington — Sekitar 3.000 pelaut di atas kapal induk USS Theodore Roosevelt akan dievakuasi, menyusul wabah virus korona di atas kapal bertenaga nuklir itu.
Evakuasi direncanakan berlangsung Jumat 3 April 2020, setelah berbagai fasilitas di Guam digunakan.
Sejauh ini sekitar 100 dari 5.000 pelaut USS Theodore Roosevelt positif terjangkit virus. Namun, seorang pejabat AS memperkirakan wabah telah menyebar sedemikian rupan di atas kapal dan menjangkiti hampir 80 persen pelaut.
Baca Juga:
— Wabah Covid-19 di Kapal Induk AS, Komandan Kirim Surat Mengenaskan
— Covid-19: Khawatir Musnah, Indian Amerika Selatan Lari ke Hutan
— Covid-19: AS Lampaui Cina dalam Jumlah Kasus, tapi Ini Baru Awal
Kantor berita Associated Press memberitakan pejabat Angkatan Laut AS masih berbicara dengan otoritas Pulau Guam, wilayah AS di kawasan barat Pasifik, untuk mengidentifikasi kamar bagi 3.000 awak.
Thomas Moldy, sekretaris Angkatan Laut AS, mengatakan sebagian besar palut harus meninggalkan kapal. Sisanya tetap berada di kapal untuk menjalankan sistem di saat kritis.
“Kami tidak bisa menurunkan semua pelaut dari kapal,” kata Moldy kepada wartawan di Pentagon.
“Saat ini, seribu pelaut telah turun. Jumlahnya akan menjadi 2.700 dalam dua hari ke depan,” lanjutnya.
Laksamana Michael Gilday, kepala operasi Angkatan Laut AS, menolak mengatakan berapa lama kapal bersandar di pelabuhan. Yang pasti, jika kru harus dikarantina 14 hari, USS Theodore Roosevelt tidak akan bertugas selama sekian puluh pekan.
Adalah Kapten AL Brett Crozier yang kali pertama menyampaikan peringataan adanya wabah di USS Theodore Roosevelt. Sebagai komandan kapal, Kapten Crozier terdorong menyelamatkan seluruh pelaut dari ancaman wabah.
Peringatan pertama Kapten Crozier tidak digubris. Ia tak putus asa, dan mengirim surat empat lembar tulis tangan ke Pentagon. Surat itu dijembreng surat kabar San Fransisco Chronicle, dan dikonfirmasi kantor berita Reuters.
Dalam surat bernada memelas itu Kapten Crozier meminta ijin menurunkan pelautnya di Pulau Guam, untuk menjalani karantina. Pentagon tidak memberi ijin, dengan alasan mesin perang canggih tidak boleh ditinggalkan begitu saja.
Menurut Kapten Crozier, Covid-19 menyebar sedemikian cepat dan bisa menjangkiti semua pelaut. “Kami tidak sedang berperang. Pelaut tidak perlu mati. Jika tidak bertindak sekarang, kita gagal merawat aset paling terpercaya, yaitu pelaut kita,” tulis Kapten Crozier.
USS Theodore Roosevelt membawa lusinan pesawat terbang, dan sistem persenjataan lain. Sangat riskan membiarkan kapal tanpa, atau dengan sedikit awak, di dalamnya.
Keluarga Roosevelt menyatakan prihatin atas situasi ini. Salah satu anggota keluarga Roosevelt menulis di Twitter; “Kita harus mengeluarkan pria dan wanita pemberani di kapal itu, untuk melindungi kehidupan mereka dan kelangsungan hidup kapal di masa depan.”