Apple Hentikan Semua Penjualan Produknya di Rusia
Apple tidak memiliki toko fisik di Rusia tetapi mengirimkan iPhone, tablet, komputer, dan produk lainnya melalui toko online dan menjualnya melalui pengecer pihak ketiga.
JERNIH – Apple telah menghentikan penjualan semua produknya termasuk iPhone di Rusia sehubungan dengan invasi negara tersebut ke Ukraina. Tindakan ini sebagai aksi keprihatinan terhadap invasi yang dilakukan Rusia.
“Kami sangat prihatin dengan invasi Rusia ke Ukraina dan mendukung semua orang yang menderita akibat kekerasan itu,” kata juru bicara Apple Fred Sainz dalam email ke NBC News, Selasa (1/3/2022).
“Kami mendukung upaya kemanusiaan, memberikan bantuan untuk krisis pengungsi yang sedang berlangsung, dan melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung tim kami di wilayah tersebut.”
Apple tidak memiliki toko fisik di Rusia tetapi mengirimkan iPhone, tablet, komputer, dan produk lainnya melalui toko online dan menjualnya melalui pengecer pihak ketiga di negara tersebut.
Langkah itu dilakukan setelah perusahaan yang berbasis di Silicon Valley itu menghentikan layanan Apple Pay di Rusia karena AS memberi sanksi kepada bank-bank Rusia.
Apple telah membatasi aplikasi untuk outlet berita negara Rusia RT dan Sputnik hanya untuk Rusia, kata Sainz. Perusahaan juga telah berhenti menampilkan lalu lintas di Ukraina di Apple Maps untuk membantu melindungi rakyat negara itu.
App Store akan tetap berfungsi dan memungkinkan orang Rusia memperbarui perangkat lunak mereka.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov pada hari Jumat telah meminta CEO Apple Tim Cook untuk menahan diri dari memasok produk dan layanannya ke Rusia dan untuk menghentikan App Store agar tidak berfungsi di sana.
Apple mengumumkan penghentian penjualan di Rusia tak lama setelah Fedorov, yang menjabat sebagai menteri transformasi digital, berbagi berita di Telegram. Fedorov juga memposting pesan terima kasih kepada Cook.
Pada kuartal ketiga tahun 2021, Apple menguasai 15% pasar smartphone di Rusia, setelah Samsung dan Xiaomi, menurut peneliti IDC.
Perusahaan teknologi lain juga telah menarik beberapa layanan mereka di Rusia. Google telah menonaktifkan fitur realtime lalu lintas di Google Maps untuk menghentikan tentara Rusia melacak orang Ukraina. Facebook dan YouTube sama-sama membatasi jangkauan media pemerintah Rusia di dalam Uni Eropa. [*]