Halloween: Industri Bernilai 8,8 Miliar Dollar AS
Washington — Sekian ratus tahun lalu, Halloween adalah malam paling menakutkan. Kini, Halloween adalah industri bernilai miliaran dolar AS.
Halloween adalah industri bagi industri eceran. National Retail Federation memperkirakan belanja masyarakat Amerika Serikat (AS) untuk memperingati Halloween mencapai 8,8 miliar dolar AS, atau Rp 123 triliun.
Halloween tidak hanya dirayakan di AS, tapi juga di seluruh dunia. Namun, tidak setiap negara menghitung berapa nilai industri ini.
Asal-usul Halooween
Dari mana perayaan Halloween berasal? Pertanyaan yang mungkin tidak pernah diajukan mereka yang merayakan malam menakutkan ini.
Yang pasti, cara orang berlibur — atau mencari hiburan malam — berubah dari masa ke masa. Sesuatu yang menakutkan dalam tradisi kuno, kini dianggap menghibur. Para pebisnis mengubahnya menjadi industri.
Richard Burns, penyair Skotlandia, yang kali pertama memperkenalkan kata Halloween dalam salah satu puisinya. Kata itu menjadi judul puisi Burns yang dipublikasikan tahun 1785.
Kamus Etimologi Online menyebutkan Halloween berasal dari dua kata yang disatukan; hallow, atau orang suci, dan een — kontraksi kata eve yang berarti malam sebelumnya. Hallow merujuk perayaan All Saints’ Day pada 1 November.
Jadi, Halloween adalah cara kuno untuk mengatakan malam sebelum peringatan All Saints’ Day. Halloween juga disebut Hallowmas, atau All Hallows Day.
Faktanya, sebelum All Saints Day — yang didedikasikan untuk orang-orang suci dalam kepercayaan Kristen — ada pesta besar yang melibatkan banyak orang. Sebelum Natal pun, orang selalu membuat perayaan.
Namun sejarawan menghubungkan Halloween dengan Samhain, perayaan akhir musim panas dalam tradisi Celtic yang digelar di Irlandia, Skotlandia, dan Wales.
Menurut mitologi Celtic, selubung dunia lain dan dunia nyata menipis selama Samhain. Pada saat itulah roh dan jiwa-jiwa orang mati akan kembali ke dunia.
Orang-orang akan membuat persembahan; berupa makanan dan lainnya, untuk mendapatkan sisi baik roh dan leluhur mereka.
Pada awal-awal pertumbuhan gereja di Eropa, ada perayaan Allhallowtide — mencakup All Saints’ Day dan All Souls’ Day — yang dirayakan pada awal musim panas.
Paus Gregorius IV mengubah tanggap perayaan dari 1 November menjadi 31 Oktober. Alasan pengubahan tidak diketahui. Dugaan berabad-abad menyebutkan ada faksi Celtic di tubuh gereja yang menginginkan hal itu.
Halloween paling dekat dengan labu, tapi apel juga memainkan peran peting dalam sejarah perayaan. Apel muncul dalam banyak mitologi Celtic, dan sering dihubungkan dengan dunia lain.
Di era pra-Kristen, Halloween identik dengan upaya mencari tahu peruntungan di masa depan dan jodoh. Selama perayaan Halloween, orang akan mencelupkan kepala ke dalam tong berisi air dan menggigit buah apel yang menganbang, untuk mencari tahu bagaimana masa depan mereka.
Wanita akan menandai apel dan melemparnya ke dalam bak. Harapannya, siapa pun yang mengeluarkan apel itu dari dalam bak adalah jodohnya.
Di Irlandia, ada mitos tentang Jack O’Lantern yang menjebak iblis di sebuah pohon. Setelah iblis naik ke pohon, Jack memberi tanda salib di batang-batang pohon. Iblis tak bisa turun.
Jack memaksa iblis bersumpah untuk tidak mengambil jiwanya. Jika iblis menolak, Jack tidak akan menghapus tanda salib agar iblis bisa turun dari pohon.
Iblis setuju. Jack menghapus tanda salib, dan si iblis turun dari pohon.
Kesepaktan dengan iblis membuat Jack bertindak seperti orang gila seumur hidup. Setelah meninggal, dia tidak bisa masuk surga karena kesepakatan dengan iblis adalah dosa.
Jack tidak punya pilihan selain mendekati sang iblis. Namun iblis menarik diri dari kesepakatan itu, dengan melempar sepotong bara dari neraka ke arah Jack.
Tidak tahu apa yang harus dilakukan, Jack meletakan bara dari neraka itu di lobak untuk digunakan sebagai lentera. Dengan lentera itu Jack berkeliaran di dunia bersama orang-orang mati yang tak dapat menemukan peristirahatan abadi.