Oikos

Tak Mudik Bisa Berdampak Psikologis?

Jakarta – Mudik sudah seperti agenda ritual yang dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Namun tahun ini, aktivitas mudik tak bisa lagi dilakukan.

Tahun ini mudik dilarang sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan Covid-19. Lantas, apakah tidak mudik ini bisa memengaruhi kondisi jiwa atau psikologis seseorang?

Menurut psikiater dr. Gina Anindyati, Sp.KJ, sebenarnya pada setiap periode, ada saja orang-orang yang tidak dapat mudik atau tidak memungkinkan untuk mudik. Bedanya, karena pandemi seperti saat ini, banyak orang diharuskan tetap berada di rumah saja dan tidak mudik untuk mencegah penyebaran dan penularan coronavirus.

“Jika ditanya apakah ada pengaruh dengan kondisi kejiwaan seseorang, bisa saja ada. Apalagi bagi orang-orang yang menggunakan mudik ini sebagai salah satu kesempatan untuk bertemu dengan keluarga atau orang terdekat,” kata dr. Gina seperti yang dikutip dari siaran pers Guesehat, Jakarta, Jumat, (22/05/2020).

Karena situasi ini tidak memungkinkan atau terpaksa tidak mudik, bisa muncul perasaan sedih, kecewa, penyesalan, atau tidak nyaman. “Ini wajar dan manusiawi,” jelas dr. Gina. [*]

Back to top button